Teori Psikologi Konstitusi Dan Personologi Berdasarkan Para Ahli

Teori Psikologi Konstitusi dan Teori Personologi Menurut Para Ahli - Teori yang dikembangkan Sheldon berdasar pada faktor biologi manusia. Teori Sheldon disebut dengan Psikologi Konstitusi. Sedangkan teori Murray berada di paradigma Psikoanalisis Freud. Namun, konsepnya yang anggun dalam memahami dan membedakan kebutuhan manusia, mengakibatkan teori Murray dikelompokkan dalam paradigma Traits. Pandangan Murray sangat menyeluruh.

Psikologi Konstitusi dari William H. Sheldon

Teori yang dikembangkan Sheldon berdasar pada faktor biologi manusia. Teori Sheldon disebut dengan Psikologi Konstitusi. Konstitusi ialah keseluruhan segala sifat individu yang berdasarkan pada keturunan. Sifat ini sanggup berupa sifat jasmani maupun sifat kejiwaan. Dapat dikatakan juga bahwa konstitusi ini ialah faktor keturunan atau faktor endogen, yang tidak sanggup diubah oleh efek dari luar.

Namun Sheldon tidak mengabaikan adanya faktor lingkungan dan pengalaman masa kemudian sebagai hal yang mempengaruhi tingkah laris dan kepribadian manusia. Sheldon percaya bahwa pengalaman sosial itu penting, namun ia tetapkan dengan sadar bahwa struktur biologis menjadi penentu utama tingkah laris dan kepribadian manusia. Asumsi ini dikemukakan oleh Sheldon lantaran perkiraan itu cenderung diabaikan oleh psikolog lain. Pada umumnya, para psikolog menyebutkan faktor keturunan sebagai unsur biologis dalam tingkah laku, tetapi tidak menjelaskannya secara detil.


Teori Psikologi Konstitusi dan Teori Personologi Menurut Para Ahli Teori Psikologi Konstitusi dan Personologi Menurut Para Ahli
image source: www.insightsquared.com

Psikologi Konstitusi Masa Lalu
  1. Hippocrates : Konstitusi Humors. Tipologi (pengelompokkan insan menjadi tipe tertentu) sebagai suatu pendekatan dalam memahami manusia, sudah dilakukan orang semenjak jaman dahulu. Hippocrates ialah bapak ilmu kedokteran, disebut juga penggagas psikologi konstitusi. Pada awalnya, Hippocrates mengemukakan dua kelompok manusia, yaitu : (1) Orang yang mempunyai fisik kekar-berotot-kuat. Orang dalam kelompok ini biasanya gampang mengalami penyakit kardiovaskular dan thrombosis ; (2) Orang yang mempunyai fisik yang lembut-lurus-lemah. Orang dalam kelompok ini biasanya gampang mengalami penyakit tuberkolosis.

Kemudian, Hippocrates mengemukakan empat humors atau cairan dalam tubuh, yang menjadi penentu temperamen manusia. Keempat cairan itu ialah darah (blood), lendir (phlegm), empedu hitam (black bile), dan empedu kuning (yellow bile). Jumlah berlebih (preponderan) dari salah satu cairan itu akan menimbulkan orang mempunyai tipe kepribadian tertentu. Tipe kepribadian dan citra tingkah laris akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini.




Preponderan Humors

Tipe Kepribadian

Gambaran Umum Tingkah Laku

Yellow Bile

Choleric

Gairah, impulsif, antusias, optimis

Black Bile

Melancholic

Pesimis, depresif

Phlegma

Phlegmatic

Tenang, kalem, setia

Blood

Sanguinic

Hangat, ramah, periang, ekspresif


Beberapa periode kemudian, beberapa tokoh ibarat Galen, Kant, Enselhans, Bahsen, Maumann, dan Heymann mengemukakan tipologi yang ibarat dengan Hippocrates. Mereka menggunakan nama tipe kepribadian yang sama, namun berbeda dalam menjelaskan ciri atau sifat kepribadiannya.

  1. Franz Joseph Gall : Phrenologi. Pada simpulan periode 17, F.J. Gall dan Johann Friedrich Spuzheim menyebarkan phrenology, yaitu kajian ilmiah mengenai pikiran manusia. Dasar anutan mereka ialah : (a) Otak ialah organ untuk berpikir ; (b) Pikiran merupakan kumpulan aneka macam unsur kemampuan atau potensi ; (c) Potensi yang berbeda itu menempati kepingan tertentu, sehingga otak bukanlah organ tunggal, melainkan kumpulan organ yang berisi potensi tertentu ; (d) Ukuran organ di otak menentukan kekuatan potensi yang menempatinya ; (e) Bentuk otak ditentukan oleh perkembangan aneka macam organ yang ada ; (f) Tengkorak terbentuk mengikuti bentuk otak, sehingga dataran otak sanggup dibaca sebagai indeks sikap dan kecenderungan psikologis yang akurat.
    Dengan demikian, mereka meyakini bahwa dengan mengukur permukaan dan kecacatan bentuk tengkorak, sanggup menemukan perkembangan kepingan tertentu dari organ otak, yang pada alhasil sanggup menyimpulkan potensi (sikap, sifat, kecerdasan, karakter) yang menonjol pada diri seseorang.
  1. Ernst Kretschmer : Konstitusi Fisik. Kretschmer ialah seorang psikiatris. Ia menyadari bahwa ada kekerabatan antara bentuk tubuh tertentu dengan dua jenis gangguan mental (manik depresif dan skizofrenia). Melalui penelitian terhadap foto-foto respondennya, ia membedakan empat macam bentuk tubuh, yang terkait dengan sifat kepribadian normal. Tabel di bawah ini akan menjelaskan hal tersebut.

Fisik

Deskripsi

Sifat Kepribadian

% Manik Depresif

% Skizofrenia

Astenik

Kurus, lemah

Skizotimik - Introversi

5

50

Atletik

Berotot kuat


4

19

Piknik

Gemuk

Siklotimik - Ekstraversi

72

1

Displastik

Campuran


0

21

Kepribadian Statis Sheldon


Sheldon menyebut penelitian mengenai bentuk dan ukuran tubuh insan sebagai psikologi statis atau morfologi. Sheldon meyakini bahwa dengan memahami struktur tubuh manusia, maka sanggup memahami dinamika manusia, yaitu cara bergerak, merasa, berpikir, dan bertingkah laku. Dalam struktur biologis, ada yang disebut morfogenotip, yaitu struktur dan susunan tubuh insan yang ditentukan dari keturunan. Genotip ini sulit untuk diamati langsung. Namun, genotip yang terus menerus berinteraksi dengan lingkungan akan membentuk struktur dan susunan tubuh yang sanggup diamati, yang disebut dengan fenotip.


Morfogenotip tidak sanggup diukur secara pribadi sehingga Sheldon menyusun somatotype, yaitu suatu pengukuran terhadap tubuh fenotip untuk memahami morfogenotip. Caranya ialah dengan : (1) menggunakan teknik foto standar terhadap semua responden, yaitu 4000 mahasiswa pria. Responden di foto di depan layar berwarna lembut, di foto dari jarak yang sama, menggunakan lensa dengan diafragma yang sama, di foto dari samping, depan, dan belakang ; (2) Sheldon mengukur pandoral indeks, yaitu tinggi tubuh dibagi akar pangkat tiga berat badan, mengukur tinggi tubuh maksimum pada ketika kemasakan dicapai, dan mengukur trunk indeks, yaitu lingkar dada dibagi lingkar perut ; (3) Sheldon menyimpulkan nilai umum dari aneka macam sifat fisik hasil pengukuran fenotip. Prosedur ini disebut dengan Somatotype Performance Test. Somatotype ialah derajat kepemilikan tiga komponen fisik primer yang ada pada manusia, yaitu :

  1. Komponen ini didominasi oleh sistem vegetatif atau kepingan tubuh yang terkait dengan pencernaan makanan. Endomorfi berasal dari endoderm, yaitu lapisan terdalam embrio yang sesudah berkembang akan menjadi kepingan penting dari sistem pencernaan. Tubuh yang endomorfi akan cenderung gampang menjadi gemuk, dimana tulang dan otot kurang berkembang, sehingga jenis tubuh ini tidak sesuai untuk pekerjaan fisik yang berat. 
  2. Komponen ini didominasi oleh tulang, otot, dan jaringan penghubung. Mesomorfi berasal dari mesoderm, yaitu lapisan tengah embrio yang bermetamorfosis otot, persendian, dan sistem sirkulasi. Tubuh yang mesomorfi ditandai dengan bentuk yang keras, kokoh, dan tahan sakit, sehingga sesuai untuk pekerjaan yang menuntut kekuatan fisik. 
  3. Komponen ini didominasi oleh kulit dan sistem syaraf. Ektomorfi berasal dari ektoderm, yaitu lapisan terluar embrio yang bermetamorfosis kulit dan sistem syaraf. Tubuh yang ektomorfi ditandai dengan bentuk tubuh yang tipis, tinggi, otot lemah, otak besar, dan sistem syaraf yang besar, sehingga peka dengan rangsangan, namun tidak sesuai untuk kegiatan yang membutuhkan kekuatan fisik. 

Walau demikian, somatotype tidak sanggup menjelaskan bentuk tubuh yang kombinasi. Misalnya perempuan langsing, namun berkaki besar dan pendek atau laki-laki yang gemuk, berpaha lebar, namun mempunyai bulu mata yang panjang melengkung. Oleh lantaran itu, Sheldon alhasil menjelaskan komponen fisik sekunder, yang meliputi :

  1. Sheldon membagi tubuh menjadi lima bagian, yaitu kepala, dada, perut, tangan, dan kaki. Setiap kepingan sanggup ditentukan nilai somatotipe primernya. Sehingga displasia ialah perbedaan nilai somatotipe di lima kepingan tubuh tersebut. 
  2. Ginandromorfi, yaitu ukuran yang menawarkan sejauhmana fisik mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada lawan jenis. Ukuran ini disebut juga dengan indeks g, dengan rentang 1 – 7. Misalnya, laki-laki dengan indeks g = 7, akan mempunyai tubuh yang lembut, panggul lebar, bulu mata panjang, dan sifat feminin lainnya. Sheldon membagi ginandromorfi menjadi dua, yaitu (a) primer, yang diperoleh dengan mengamati melalui foto atau jarak jauh ; (b) sekunder, yang diperoleh dengan menyelidiki fisik secara pribadi yang meliputi gerak fisik, suara, dan ekspresi wajah. 
  3. Aspek tekstural, yaitu komponen yang menggambarkan ukuran kehalusan atau kekasaran fisik. Komponen ini disebut juga komponen t. Komponen ini menilai keindahan yang sulit dilakukan secara objektif, lantaran berafiliasi dengan persepsi estetik dari penampilan fisik manusia. 

Dinamika Kepribadian


Ketika struktur dan kepribadian statis mulai berfungsi, maka orang mulai mengekspresikan keinginan dan motivasi untuk berinteraksi dengan orang lain. Tingkah laris ini merefleksikan temperamen, yaitu suatu tingkat kepribadian yang berada di atas fungsi fisik. Sheldon percaya bahwa fisik dan temperamen mempunyai kaitan.


Sheldon berasumsi bahwa ada beberapa faktor yang mengakibatkan variasi dan kompleksitas tingkah laris manusia. Selama satu tahun masa penelitiannya, Sheldon menemukan tiga sifat manusia, yang masing-masing mempunyai 20 deskripsi sifat yang berbeda. Deskripsi singkat tersebut diberi nama Komponen Temperamen Primer, yang sanggup menjadi Item Skala Temperamen. Tiga sifat insan tersebut ialah :

  1. Viscerotonia, yang ditunjukkan dengan rasa cinta kepada kenyamanan, cita rasa makanan, bahagia bergaul, penuh perasaan, mempunyai sikap tubuh yang rileks, bereaksi lamban, tidak gampang marah, toleran dengan orang lain, dan umumnya gampang bergaul dengan siapa saja. 
  2. Somatotonia, yang ditunjukkan dengan orang yang bahagia dengan petualangan fisik, berani mengambil resiko, mempunyai keinginan besar lengan berkuasa untuk melaksanakan kegiatan otot yang berat, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain, dan pemberani.
  3. Cerebrotonia, yang ditunjukkan dengan tidak suka menonjolkan diri, mengendalikan diri, menahan diri, cenderung menyembunyikan diri, tertutup, pemalu, takut kepada orang lain, dan biasanya menentukan sendiri terutama ketika menghadapi masalah. 

Aplikasi


Dalam teori yang dikembangkannya, Sheldon meyakini bahwa proses sosialisasi anak harus diadaptasi dengan potensi somatotipe dan temperamen, semoga berkembang maksimal. Misalnya, anak Somatotonia perlu pendekatan disiplin yang kaku, anak Cerebrotonia perlu proteksi dari efek lingkungan, atau anak Viscerotonia butuh sobat sebaya dalam bersosialisasi.


Teori Personologi dari Henry Murray

Dalam Psikologi Kepribadian, teori Murray berada di paradigma Psikoanalisis Freud. Namun, konsepnya yang anggun dalam memahami dan membedakan kebutuhan manusia, mengakibatkan teori Murray dikelompokkan dalam paradigma Traits. Pandangan Murray sangat menyeluruh.

Ia menyatakan bahwa setiap tingkah laris insan harus dipahami dalam hubungannya dengan fungsi lain, ibarat lingkungan, masa lalu, ketidaksadaran, kesadaran, dan fungsi otaknya. Murray yakin bahwa teori kepribadian sanggup berlaku umum bagi semua orang, namun pemahaman mengenai diri sendiri harus dilakukan secara personal. Itulah sebabnya, Murray menamakan teorinya dengan Personologi. Hal ini dilakukan lantaran Murray menekankan bahwa psikologi kepribadian seharusnya difokuskan pada diri pribadi. Prinsip pokok dari teori kepribadian Murray meliputi tiga hal, yaitu :

  1. Proses psikologis tergantung kepada proses fisiologis. Murray menekankan pentingnya kekerabatan antara bencana psikologis dengan struktur dan fungsi otak. Murray percaya bahwa kepribadian terbentuk lantaran fungsi sistem syaraf. Otak mempunyai kiprah mengendalikan dan memproses semua aspek kepribadian, ibarat perasaan, kesadaran, ingatan, keyakinan, sikap, ketakutan, nilai, dan lain-lain.
  2. All embracing principle. Kepribadian ialah konsep yang menjelaskan semua fenomena tingkah laku. Orang bertingkah laris itu untuk mencari kepuasan, yang diperoleh dengan mengubah tingkat kebutuhan tegangan (mengurangi atau menaikkan tegangan). Hal ini berbeda dengan konsep Freud, bahwa orang bertingkah laris hanya untuk mengurangi tegangan, sehingga mengalami kepuasan.
  3. Organisasi Longitudinal. Konsep kepribadian Murray menyatakan bahwa ada sentra yang mengatur proses dalam diri individu. Proses ini meliputi integrasi kekuatan yang saling bertentangan, pemuasan kebutuhan, dan pencapaian tujuan. Kepribadian meliputi tingkah laris yang menetap, yang berulang terjadi, yang gres dan unik. Kepribadian itu selalu berkembang sepanjang hidup, sehingga selalu berubah, bergerak maju, tidak statis. Memahami kepribadian berarti memahami bencana masa lalu, masa kini, dan antisipasi di masa depan. 

Struktur Kepribadian

Murray ialah seorang psikoanalisis, yang berusaha menerjemahkan konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang sanggup diuji. Murray menyatakan bahwa masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, mempunyai bobot yang sama dalam menentukan tingkah laku. Oleh lantaran itu, bagi Murray, ketidaksadaran bukanlah hal yang utama. Murray menggunakan struktur id-ego-superego, namun dengan pemahaman yang berbeda.

Id. Murray memandang id sebagai sumber kecenderungan spontan yang dibawa semenjak lahir dan mempengaruhi tingkah laku. Namun id tidak hanya berisi dorongan primitif, amoral, atau kenikmatan saja. Menurut Murray, id berisi dorongan yang sanggup diterima baik oleh masyarakat, ibarat empati, cinta, dan pemahaman akan lingkungan.

Ego. Freud menyatakan bahwa ego berfungsi untuk mendamaikan id dan superego, atau menunda dorongan id yang tidak sanggup diterima. Namun, Murray menyatakan bahwa fungsi ego ialah menjadi sentra pengatur semua tingkah laku, merencanakan tingkah laris secara sadar, dan mencari peluang untuk memuaskan id secara positif.

Superego. Murray menekankan pentingnya efek kekuatan lingkungan sosial dan budaya dalam kepribadian, dimana superego dipakai untuk mengevaluasi tingkah laris diri dan orang lain. Freud menyampaikan bahwa superego terkristalisasi pada usia lima tahun. Namun, Murray yakin bahwa superego terus berkembang selama hidup yang dipengaruhi oleh kedewasaan seseorang.

Setiap tingkah laris terdiri dari dua unit, yaitu : Pertama, Proceeding, ialah interaksi dengan waktu terbatas, antara individu dan orang lain, atau antara individu dengan suatu objek. Proceeding sanggup juga disebut sepenggal waktu untuk menuntaskan rujukan penting dari tingkah laris secara dinamis. Proceeding itu mempunyai waktu yang bervariasi, namun sesuai dengan konteksnya. Misalnya selama wawancara calon karyawan, atau waktu menyapa teman. Kedua, Serial, ialah serangkaian proceeding dan merupakan unit tingkah laris yang lebih panjang. Sehingga, untuk memahami proceeding, kita perlu melihat proceeding itu kepingan dari serial yang mana. Dengan memahami serial, maka kita akan sanggup mengetahui mengapa suatu proceeding muncul.

Struktur yang lain ialah Ordinasi, yaitu proses mental tinggi yang dipakai seseorang untuk menentukan planning dalam mencapai tujuan. Menurut Murray, ini ialah model kehidupan yang penuh dengan perencanaan ke depan, dan menjadi kepingan dari nilai-nilai martabat kemanusiaan. Sedangkan, abilitas dan prestasi ialah kepingan kepribadian yang penting. Misalnya, keterampilan, kemampuan memimpin, prestasi akademis, dll. Murray menyatakan bahwa setiap tingkah laris gres ialah suatu prestasi, lantaran tingkah laris tersebut dibuat berdasarkan ordinasi dan kemampuan yang sudah dimiliki sebelumnya.

Dinamika Kepribadian

Murray menyatakan bahwa yang paling penting dalam memahami orang ialah keseluruhan atau orientasi tujuan dari acara seseorang, yaitu apakah acara yang bersifat internal (ada dalam pikiran) atau acara yang bersifat eksternal (ada dalam perkataan atau tindakan). Fokus Murray pada tujuan seseorang bertingkah laku, mengarahkan pemikirannya akan adanya motivasi dalam diri seseorang. Murray percaya bahwa motivasi dalam diri insan sangat kompleks, sehingga ia membuat suatu teori dengan konsep motivasi yang sangat kompleks. Murray membuat tiga konsep yang berafiliasi dengan motivasi, yaitu konsep tension reduction, needs, dan press. Dari ketiga konsep ini, Murray lebih menekankan pada konsep needs.

1. Tension Reduction. Murray menyatakan bahwa ketika kebutuhan muncul, maka orang akan mengalami ketegangan. Oleh lantaran itu, pemenuhan kebutuhan itulah yang akan mengakibatkan orang mengalami kepuasan dan pengurangan tegangan. Namun, Murray menegaskan bahwa baik tegangan yang meningkat atau berkurang, hal itu sama-sama memberi kepuasan, lantaran secara tidak pribadi hal tersebut justru memenuhi kebutuhan seseorang.

2. Needs, ialah kekuatan di kepingan otak yang mengatur aneka macam proses, ibarat persepsi, berpikir, dan mengubah kondisi yang sudah ada namun belum memuaskan. Kebutuhan itu muncul dari dalam, namun seringkali dipengaruhi oleh faktor dari lingkungan. Kebutuhan itu selalu disertai dengan perasaan atau emosi tertentu, mempunyai cara khusus untuk menawarkan kebutuhan itu, untuk mencari pemecahannya. Menurut Murray ada enam kriteria untuk mengetahui kebutuhan seseorang, yaitu : (1) hasil simpulan dari tingkah laris ; (2) rujukan khusus dari tingkah laris ; (3) perhatian dan respon terhadap stimulus tertentu ; (4) ekspresi terhadap emosi tertentu ; (5) ekspresi kepuasan dan ketidakpuasan pada hasil simpulan ; dan (6) ungkapan pribadi seseorang mengenai perasaan, maksud, dan tujuannya. Berdasarkan kriteria ini, Murray mengidentifikasi ada 20 kebutuhan manusia, dimana 19 kebutuhan bersifat psychogenic dan 1 kebutuhan bersifat physiologic. Semua kebutuhan itu saling berafiliasi satu sama lain. Artinya : Pertama, ada kebutuhan yang harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum kebutuhan lain. Misalnya, orang butuh pemuasan kebutuhan makan terlebih dahulu sebelum pemuasan kebutuhan bermain. Kedua, ada kebutuhan yang saling berlawanan. Misalnya, kebutuhan otonomi dengan kebutuhan afiliasi. Ketiga, ada kebutuhan yang cenderung bergabung dengan kebutuhan lain. Misalnya, kebutuhan aksi dengan dominan. Keempat, ada juga kebutuhan yang menjadi kepingan dari kebutuhan lain. Misalnya, kebutuhan merendah itu kepingan dari kebutuhan afiliasi.

3. Press. Kebutuhan merupakan penentu tingkah laris yang berasal dari dalam diri, sedangkan tekanan ialah penentu tingkah laris yang berasal dari lingkungan. Ada dua jenis tekanan, yaitu : (1) alpha press, suatu tekanan lingkungan yang menjadi kenyataan ; (b) beta press, suatu tekanan yang teramati dan terimbas pada individu lain. Misalnya, Hendra tidak sanggup naik pangkat pada tahun ini, lantaran kinerjanya dianggap belum maksimal. Hal ini sangat membuat Hendra tertekan, lantaran selama ini ia berpikir sudah berusaha bekerja semaksimal mungkin di kantor. Ketika istrinya bercerita mengenai orangtuanya yang tidak memahami dirinya, Hendra tidak memperhatikannya. Hal ini membuat istri merasa bahwa, baik orangtua maupun suaminya tidak sanggup memahami dirinya. Apa yang dialami Hendra itu yang disebut dengan alpha press, sedangkan yang dialami istri Hendra itu yang disebut beta press. Nah, tingkah laris insan pada umumnya terkait erat dengan persepsi terhadap lingkungan atau dengan beta press. Adanya perbedaan yang signifikan antara kenyataan (alpha) dengan reaksi seseorang (beta) inilah yang sanggup mengakibatkan kemungkinan terjadinya gangguan psikologis.

Selain konsep tension reduction, needs, dan press, ada yang disebut dengan tema. Tema ialah interaksi antara kebutuhan dan tekanan. Jika tema tertentu muncul pada diri seseorang, dalam bencana atau konteks yang ibarat ataupun berbeda, maka hal ini sanggup menjadi kunci bagi kita untuk memahami keunikan pribadi seseorang.

Perkembangan Kepribadian

Teori Murray mengenai perkembangan kepribadian itu bersifat longitudinal. Artinya menekankan pada perkembangan sejarah seseorang, khususnya pengalaman masa awal kanak-kanak dan rujukan tingkah laris yang terbentuk selama masa itu. Murray membagi masa itu menjadi lima tahap. Masing-masing tahap akan mempunyai jejak kepribadian dalam bentuk kompleks, yang secara tidak sadar akan mengarahkan tingkah laris pada perkembangan berikutnya. Kelima tahap tersebut ialah :

  1. Kompleks Kaustral, ialah masa dimana seseorang masih berada dalam kandungan yang aman, tenang, dan tergantung. Beberapa orang seringkali ingin berada dalam kondisi itu kembali. Ada tiga bentuk kompleks kaustral, yaitu : (a) Bentuk Sederhana, yang termanifestasi dalam keinginan berada di daerah sempit, hangat, gelap, dan aman. Misalnya, hidup di daerah yang terasing ; (b) Bentuk Perasaan Tidak Berdaya, yang termanifestasi dalam perasaan tidak menerima dukungan dari orang lain. Hal ini mengakibatkan orang menjadi takut daerah terbuka, atau takut perubahan ; (c) Bentuk Anti Kandungan, yang termanifestasi dalam ketakutan kehabisan nafas dan takut akan keterkurungan. Hal ini sanggup mengakibatkan orang bahagia berada di daerah terbuka, selalu bergerak, berubah, dan mengalami hal yang baru. Dalam bentuk neurotis, orang sanggup mengalami klaustrofobia.     
  2. Kompleks Oral. Kompleks ini mempunyai tiga bentuk, yaitu : (a) Succorance, kecenderungan yang merupakan kombinasi dari acara mulut, pasif, kebutuhan untuk dibantu, dan dilindungi. Hal ini terwujud dalam tingkah laris mencium, makan, minum, haus kasih sayang, butuh simpati, dan proteksi ; (b) Oral Agresi, kecenderungan yang merupakan kombinasi dari kompleks oral dan acara agresi. Misalnya menggigit, meludah, membentak, atau sarkasme ; (c) Rejection, kompleks yang meliputi muntah, pilih makanan, makan sedikit, atau keinginan menyendiri. 
  3. Kompleks Anal. Kompleks ini mempunyai dua bentuk, yaitu : (a) Anal Ditolak, suatu kompleks dimana anak bahagia dengan sesuatu yang kotor dan tidak teratur. Hal ini terwujud dalam sikap menjatuhkan sesuatu, membanting sesuatu, menembakkan peluru, atau meledakkan bom ; (b) Anal Retensi, suatu kompleks dimana seorang anak bahagia dengan sesuatu yang bersih, rapi, dan teratur. Hal ini terwujud dalam tingkah laris retentif, ibarat menimbun, menabung, atau mengumpulkan sesuatu. 
  4. Kompleks Uretral, suatu kompleks yang terkait dengan ambisi berlebihan dan sangat menyayangi diri sendiri. Orang dengan kompleks ini membuat tujuan terlalu tinggi, namun seringkali mengalami kegagalan dengan apa yang ditujunya. 
  5. Kompleks Kastrasi, suatu kompleks dimana seorang anak merasa takut bahwa penisnya akan dipotong. Hal ini mungkin disebabkan lantaran adanya eksekusi dari orangtua lantaran anak melaksanakan masturbasi. 

Walapun demikian, Murray menyatakan bahwa kepribadian ialah hasil interaksi antara faktor kemasakan genetik dan empirik. Faktor kemasakan genetik disebut juga faktor konstitusional atau keseluruhan kondisi fisik seseorang, ibarat usia, jenis kelamin, tipe tubuh, pigmentasi kulit, kekuatan fisik, atau penyesuaian fisik terhadap lingkungan. Kemasakan genetik ini terjadi dalam tiga tahap, yaitu : (1) Era Psikometabolik, yang terjadi pada usia bayi sampai remaja awal dan ditandai dengan adanya pembentukkan dan kemajuan ; (2) Era Anabolik, yang terjadi pada masa remaja awal sampai remaja akhir, dan ditandai dengan proses penguatan, pemantapan struktur dan fungsi otak ; (3) Era Catabolik, yang terjadi pada masa tua, dan ditandai dengan pemeliharaan dan penguatan apa yang sudah dipelajari melalui pengulangan dan pengingatan.

Faktor empirik sanggup berasal dari apapun, contohnya :
  1. KEANGGOTAAN KELOMPOK. Menjadi kepingan dari satu atau beberapa kelompok akan mempengaruhi pembentukkan kepribadian seseorang. Hal ini disebabkan lantaran menjadi anggota kelompok tertentu berarti memasuki lingkungan sosial dengan sistem nilai tertentu. Misalnya suku Batak, Jawa, Bali, atau Padang, masing-masing akan menyebarkan model kepribadian yang berbeda.
  2. PERAN. Peran dipandang sebagai faktor khusus yang terpisah dari faktor kelompok, lantaran pengaruhnya sangat besar dalam membentuk kepribadian yang berbeda di dalam kelompok. Budaya telah menentukan kiprah tertentu dalam suatu kelompok dengan sedikit pemaksaan. Misalnya, budaya yang menyatakan bahwa ada perbedaan kiprah antara perempuan dan laki-laki, terkait dengan jenis kelamin.
  3. SITUASI. Faktor situasi sanggup berupa pengalaman sehari-hari, yang terkadang sangat tidak teratur dan tidak diduga. Faktor situasi ini sanggup berlangsung hanya satu kali atau berulang ribuan kali. Misalnya kekerabatan interpersonal, kekerabatan keluarga, atau perceraian.
  4. BELAJAR. Sesuatu yang dipelajari seseorang dalam suatu bencana akan menentukan atau mengubah sesuatu pada bencana berikutnya. 

Aplikasi Teori Murray


Thematic Apperception Test dikembangkan Christina Morgan dan Henry Murray berdasar fakta bahwa ketika orang menginterpretasi situasi sosial yang ambigu, maka orang akan merespon dengan cara mengekspresikan kepribadiannya sendiri. TAT merupakan seperangkat gambar ambigu yang disusun untuk merangsang imajinasi seseorang, mengungkap motivasi, dan mendeteksi kemungkinan adanya konflik. TAT terdiri dari 30 kartu gambar dan 1 kartu kosong, dimana 10 kartu gambar dan 1 kartu kosong diberikan kepada semua subjek, dan 20 kartu gambar akan diberikan kepada laki-laki, perempuan, remaja atau anak-anak. Administrasi TAT yang orisinil mempunyai isyarat “Ini ialah tes imajinasi kreativitasmu. Saya akan menawarkan gambar kepadamu, dan saya minta kau membuat dongeng dengan menggunakan gambar itu sebagai ilustrasinya. Apa kekerabatan orang-orang yang ada di dalam gambar? Apa yang terjadi dengan mereka? Apa yang sedang mereka pikirkan dan rasakan? Bagaimana hasilnya? Kerjakan sebaik mungkin, lantaran saya meminta kau untuk menyebarkan imajinasimu, kau boleh membuat dongeng yang panjang dan rinci sesuai keinginanmu sendiri”. TAT ini merupakan tes proyektif, lantaran melalui gambar yang ambigu, seseorang akan memproyeksikan keinginan, pengalaman, perasaan, dan konflik-konflik yang tidak disadarinya menjadi cerita, yang umumnya sudah tidak berafiliasi dengan gambar itu lagi. TAT ini banyak dipakai sebagai alat diagnosa klinik, selain Tes Rorschach.


Teori Personologi dipakai Murray untuk menekankan pentingnya memahami insan sebagai person atau pribadi. Tujuan personologi ialah memprediksi acara seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh lantaran itu dalam sebuah Penelitian, seorang peneliti harus melaksanakan penelitian terhadap orang normal, dalam lingkungan yang normal atau alami. Murray beropini bahwa penelitian yang dilakukan di laboratorium akan memberi sampel tingkah laris yang kurang tepat, sehingga penelitian akan kehilangan pokok problem yang sebenarnya. Dalam memahami individu, Murray menjadi penggagas dalam teknik DIAGNOSTIC COUNCIL, yaitu suatu teknik memahami individu dengan melibatkan sekelompok pengamat dengan keahlian dan sudut pandang berbeda. Murray menegaskan bahwa dalam suatu penelitian psikologi, alat utamanya ialah psikolog itu sendiri, dengan alat bantu skala, tes psikologi, panduan wawancara, dan panduan observasi. Tentu saja hal ini akan mempunyai banyak kelemahan. Namun, fungsi dewan diagnostik ialah mengamati secara bebas sesuai keahliannya, dan mendiskusikannya dalam sebuah pertemuan. Teknik ibarat ini akan memberi pemahaman yang menyeluruh, valid, dan reliabel.


Selain TAT, teori Murray juga diaplikasikan dalam bentuk alat tes kepribadian yang lain. Tes kepribadian itu berbentuk inventori, yaitu Edward Personal Preference Schedule (EPPS).Edward Personal Preference Schedule ini ialah sebuah inventori kepribadian, dimana prosedurnya dilakukan berdasarkan teori kepribadian. Artinya, cara membuat inventori kepribadian dengan mekanisme ini ialah dengan menggunakan teori kepribadian tertentu. Tentu saja dalam hal ini ialah dengan menggunakan Teori Henry Murray.


Inventori ini dipakai untuk melihat kecenderungan kebutuhan seseorang. Inventori ini dikembangkan oleh Allen L. Edwards pada tahun 1953, dengan berdasarkan 15 kebutuhan pokok manusia. Lima belas kebutuhan pokok insan itu disusun oleh Henry Murray dan kawan-kawan pada tahun 1938 di Harvard Psychological Clinic. Edward Personal Preference Schedule (EPPS) terdiri dari 225 penyataan dengan dua pilihan jawaban, yaitu A atau B, dimana subjek diminta untuk menentukan salah satu penyataan yang sesuai dengan diri mereka. Inventori ini sanggup dipakai untuk bimbingan karir, penjurusan, atau problem pribadi (disertai dengan teknik wawancara).


Dengan menggunakan Teori Kebutuhan Murray, maka inventori ini dikembangkan untuk mengungkap kebutuhan dasar manusia, sebagai salah satu cara untuk memahami kepribadian seseorang. Ada 15 kebutuhan yang diungkap dalam EPPS, yaitu :

  1. Need of Achievement, yaitu kebutuhan menuntaskan kiprah sukar dan menarik, mengatasi rintangan, mencapai standar, berbuat sebaik mungkin, dan bersaing mengungguli orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah semangat dan ambisi. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya kiprah dan persaingan. 
  2. Need of Deference, yaitu kebutuhan menyuruh orang lain tetapkan pendapat bagi dirinya ; kebutuhan menyesuaikan diri, mengikuti tata cara atau norma. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah perasaan inferior. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya wibawa atau kekuatan organisasi. 
  3. Need of Order, yaitu kebutuhan untuk berbuat secara teratur dengan perencanaan. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah rasa tenang dan tidak terburu-buru. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah disiplin dan kerapian dari lingkungan sekitar. 
  4. Need of Exhibition, yaitu kebutuhan menonjolkan diri, menjadi sentra perhatian, dan dikagumi orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah rasa besar hati dan superior. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya sanjungan dari lingkungan yang kondusif. 
  5. Need of Autonomy, yaitu kebutuhan untuk sanggup bangun diatas kaki sendiri dalam mengambil keputusan dan menghindari campur tangan orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah marah. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah toleran dan terbuka (positif) atau adanya kekuasaan dari orang lain (negatif). 
  6. Need of Affiliation, yaitu kebutuhan berinteraksi dan melaksanakan sesuatu bersama dengan orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya kepercayaan, cinta, dan empati. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah banyak sobat (positif) atau tidak mempunyai banyak sobat (negatif).
  7. Need of Intraception, yaitu kebutuhan untuk menganalisa perasaan diri dan orang lain. Kebutuhan ini disebut juga Need of Understanding, kebutuhan untuk memahami dan menganalisa setiap hal. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah eksplorasi. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya lingkungan akademis yang bisa membuat sebuah diskusi. 
  8. Need of Succorance, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan bantuan, simpati, atau pesan yang tersirat dari orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah rasa cemas, tidak berdaya, dan tanpa harapan. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah simpati lingkungan (positif) atau ditolak lingkungan (negatif). 
  9. Need of Dominance, yaitu kebutuhan untuk mempengaruhi orang lain dengan persuasif. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah rasa percaya diri dan perasaan dikagumi. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya inferioritas orang lain.
  10. Need of Abasement, yaitu kebutuhan untuk merendah, disalahkan orang lain, menyalahkan diri sendiri, atau tunduk pasif pada kekuatan dari orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah rasa aib atau rendah diri. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya aksi atau kekuasaan dari orang lain. 
  11. Need of Nurturance, yaitu kebutuhan untuk merawat, melindungi, dan menolong orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya kasih sayang dan kelembutan hati. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya situasi atau orang yang meminta bantuan. 
  12. Need of Change, yaitu kebutuhan untuk berubah atau mencoba hal yang baru.
  13. Need of Endurance, yaitu kebutuhan akan keuletan, kegigihan, ketekunan dalam menuntaskan pekerjaan atau mengatasi rintangan. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya kebanggaan. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya tuntutan dan tanggung jawab dari orang lain. 
  14. Need of heterosexuality, yaitu kebutuhan untuk bergaul atau berafiliasi dengan lawan jenis. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah cinta. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya rangsangan erotik. 
  15. Need of Aggression, yaitu kebutuhan untuk menyerang pendapat orang lain yang berbeda atau untuk suka mempermainkan orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini ialah murka dan benci. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini ialah adanya agresi, superioritas, atau penolakan dari orang lain. 

Sekian artikel tentang Teori Psikologi Konstitusi dan Teori Personologi Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.


Daftar Pustaka

  • Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang : UMM Press
  • Feist, J & Gregory Feist (2010). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika
  • Schultz, D (1991). Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
  • Suryabrata, S (2011). Psikologi Kepribadian. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teori Psikologi Konstitusi Dan Personologi Berdasarkan Para Ahli"

Post a Comment