Beberapa hari kemarin saya pergi ke ke sebuah pantai di wilayah Garut Selatan sekedar menikmati liburan sederhana sambil mengunjungi seorang teman. Otomatis beberapa hari pula tidak sempat OL mneyapa teman-teman blogger semua. Hari ahad pagi saya diajak jalan-jalan oleh sobat saya menikmati suasana pantai. Sengaja perjalanan dilalui dengan jalan kaki melewati perkampungan penduduk sekitar. pagi-pagi sekali hari itu, sambil menghirup udara pagi desa yang cerah, sungguh hari yang indah dan penuh semangat buat saya pada ketika itu. Tapi sepertinya semangat saya sedikit terganggu karena pada ketika itu di sebuah rumah sederhana saya dengar sebuah lagu Tommy J Pisa yang liriknya berdasarkan saya sangat cengeng dan mematahkan semangat, malah terlihat seorang cowok sambil menyalakan sebatang rokok ditemani segelas kopi disampingnya duduk bengong didepan rumah itu, kelihatan sangat meresapi lagu tersebut..
Hmmm, saya bergumam dalam hati, mengapa sepagi ini ketika sang fajar meyapa dengan penuh semangat harus dimulai dengan sebuah lagu kesedihan?
Sambil melanjutkan perjalan pikiran masih mengembara memaknai kajadian yang gres saja dilewati, tak berselang beberapa rumah dari situ, terdengar lagi alunan lagu sedih yang lain, begitu kencangnya seolah tidak mau kalah sama tetangga yang sebelumnya.
Saya tersenyum sendiri dan bertanya pada sobat saya apakah memang setiap pagi keadaan desa ini ibarat ini, dimana bawah umur muda maupun orang bau tanah sebelum memulai kegiatannya mengawali dengan lagu-lagu ibarat itu atau kebetulan saja?
Teman saya yang orisinil penduduk disitu menyatakan bahwa memang setiap pagi di kampung itu bahkan dikampung lain sekitar wilayah itu masih menyukai lagu-lagu sejenis itu, lagu melayu jamannya musik Malaysia booming di Indonesia. Kalaupun ada yang gres tema sedih dan cengeng masih manjadi pilihan dimana kini pun musik Indonesia mulai banyak lagu ibarat melayu yang laris bagai kacang goreng namun lirik dan maknanya mengusung kesedihan. Tapi anehnya lagi, lagu-lagu yang mengusung kesedihan, seksual dan tragedy justru laris dipasaran.
Saya sama sekali bukan anti musik ibarat itu, alasannya yakni seni tidak bisa di kotak-kotakan dan mereka bebas berekspresi apa saja. Begitupun dengan selera pendengarnya yang berbeda-beda.
Yang jadi pikiran saya alangkah lebih baik jikalau pagi dimulai dengan sebuah lagu yang yang membangkitkan semangat bukannya memulai dengan lagu sedih penuh kenestapaan atau lebih cantik lagi para musisi kita tidak banyak menciptakan lagu-lagu cengeng yang mengusung tragedi, kesengsaraan , kesedihan, putus asa dan sebagainya. Buatlah lagu yang bisa membangitkan semangat pendengarnya, lagu yang penuh optimisme hidup.
Coba Anda amati, Banyak lagu di Indonesia yang bertemakan kesedihan, kenestapaan dan kesengsaraan. Mengasihani diri alasannya yakni orang miskin, tak punya siapa-siapa, tak punya pacar, tak punya istri, ditinggal kekasih, dikhianati pacar, perselingkuhan,. Termiskin di dunia, gubuk derita ohh..betapa sengsaranya hidup Rasanya saya mau mati saja atau lebih baik saya mati saja. Tapi saya takut mati..ha ha ha ha..
Apa yang tersirat di dalam lirik ibarat itu? Kurangnya keberanian untuk hidup. Kurangnya rasa syukur yang dalam akan makna hidup yang sebenarnya. Sudah diberi hidup untuk hari ini, masih juga mempermasalahkan kemiskinan dan tidak punya ini dan itu. Padahal, cukup dengan modal “hidup” saja, duduk masalah kemiskinan dan tidak punya pasangan hidup bisa dicari sendiri pemecahannya.
Kekhawatiran luar biasa membebani setiap langkah yang diambil di dalam hidup. Ini sangat tidak baik. Kegalauan hati juga memberi warna kelabu, apalagi ketidakberanian untuk mengubah diri. Dengan mempercayai bahwa diri kita lemah dan tidak berdaya, maka alam bawah sadar kita sungguh percaya bahwa kita itu lemah dan tidak berdaya. Jadilah di dalam benak hanya ada satu yang dicari-cari: rasa belas kasihan bagi diri kita, yang tiba baik dari luar maupun dari dalam diri.
Mungkin Anda berpikir bahwa saya terlalu tinggi hati dan tidak mencicipi kesedihan dan kepedihan atau kesengsaraan yang dialami ibarat dalam lagu itu. Anda salah, saya sama ibarat kebanyakan insan yang diberi rasa sedih kehilangan, cemas atau apapun itu aneka macam bentuk sedih kehidupan, dan bukan pula terlahir dari kalangan orang kaya secara materi. Saya sama ibarat seolah-olah kebanyakan namun saya lebih menentukan untuk segera melupakan kesedihan serta selalu berusaha mengisi hati dengan rasa syukur semoga jangan semakin membawa kepedihan-kepedihan lain dalam hidup alasannya yakni intinya kesedihan, suka sedih yakni bab dari hidup itu sendiri. Makara jangan terjebak dengan selalu dalam kesedihan. Apalagi ditambah dengan iringan lagu yang semakin menciptakan kehilangan semangat.
Ayolah..mari kita memulai hari yang penuh tantangan dan ketidakpastian dengan lagu-lagu atau nyanyian optimisme dan penuh harapan.
Hmmm, saya bergumam dalam hati, mengapa sepagi ini ketika sang fajar meyapa dengan penuh semangat harus dimulai dengan sebuah lagu kesedihan?
Sambil melanjutkan perjalan pikiran masih mengembara memaknai kajadian yang gres saja dilewati, tak berselang beberapa rumah dari situ, terdengar lagi alunan lagu sedih yang lain, begitu kencangnya seolah tidak mau kalah sama tetangga yang sebelumnya.
Saya tersenyum sendiri dan bertanya pada sobat saya apakah memang setiap pagi keadaan desa ini ibarat ini, dimana bawah umur muda maupun orang bau tanah sebelum memulai kegiatannya mengawali dengan lagu-lagu ibarat itu atau kebetulan saja?
Teman saya yang orisinil penduduk disitu menyatakan bahwa memang setiap pagi di kampung itu bahkan dikampung lain sekitar wilayah itu masih menyukai lagu-lagu sejenis itu, lagu melayu jamannya musik Malaysia booming di Indonesia. Kalaupun ada yang gres tema sedih dan cengeng masih manjadi pilihan dimana kini pun musik Indonesia mulai banyak lagu ibarat melayu yang laris bagai kacang goreng namun lirik dan maknanya mengusung kesedihan. Tapi anehnya lagi, lagu-lagu yang mengusung kesedihan, seksual dan tragedy justru laris dipasaran.
Saya sama sekali bukan anti musik ibarat itu, alasannya yakni seni tidak bisa di kotak-kotakan dan mereka bebas berekspresi apa saja. Begitupun dengan selera pendengarnya yang berbeda-beda.
Yang jadi pikiran saya alangkah lebih baik jikalau pagi dimulai dengan sebuah lagu yang yang membangkitkan semangat bukannya memulai dengan lagu sedih penuh kenestapaan atau lebih cantik lagi para musisi kita tidak banyak menciptakan lagu-lagu cengeng yang mengusung tragedi, kesengsaraan , kesedihan, putus asa dan sebagainya. Buatlah lagu yang bisa membangitkan semangat pendengarnya, lagu yang penuh optimisme hidup.
Coba Anda amati, Banyak lagu di Indonesia yang bertemakan kesedihan, kenestapaan dan kesengsaraan. Mengasihani diri alasannya yakni orang miskin, tak punya siapa-siapa, tak punya pacar, tak punya istri, ditinggal kekasih, dikhianati pacar, perselingkuhan,. Termiskin di dunia, gubuk derita ohh..betapa sengsaranya hidup Rasanya saya mau mati saja atau lebih baik saya mati saja. Tapi saya takut mati..ha ha ha ha..
Apa yang tersirat di dalam lirik ibarat itu? Kurangnya keberanian untuk hidup. Kurangnya rasa syukur yang dalam akan makna hidup yang sebenarnya. Sudah diberi hidup untuk hari ini, masih juga mempermasalahkan kemiskinan dan tidak punya ini dan itu. Padahal, cukup dengan modal “hidup” saja, duduk masalah kemiskinan dan tidak punya pasangan hidup bisa dicari sendiri pemecahannya.
Kekhawatiran luar biasa membebani setiap langkah yang diambil di dalam hidup. Ini sangat tidak baik. Kegalauan hati juga memberi warna kelabu, apalagi ketidakberanian untuk mengubah diri. Dengan mempercayai bahwa diri kita lemah dan tidak berdaya, maka alam bawah sadar kita sungguh percaya bahwa kita itu lemah dan tidak berdaya. Jadilah di dalam benak hanya ada satu yang dicari-cari: rasa belas kasihan bagi diri kita, yang tiba baik dari luar maupun dari dalam diri.
Mungkin Anda berpikir bahwa saya terlalu tinggi hati dan tidak mencicipi kesedihan dan kepedihan atau kesengsaraan yang dialami ibarat dalam lagu itu. Anda salah, saya sama ibarat kebanyakan insan yang diberi rasa sedih kehilangan, cemas atau apapun itu aneka macam bentuk sedih kehidupan, dan bukan pula terlahir dari kalangan orang kaya secara materi. Saya sama ibarat seolah-olah kebanyakan namun saya lebih menentukan untuk segera melupakan kesedihan serta selalu berusaha mengisi hati dengan rasa syukur semoga jangan semakin membawa kepedihan-kepedihan lain dalam hidup alasannya yakni intinya kesedihan, suka sedih yakni bab dari hidup itu sendiri. Makara jangan terjebak dengan selalu dalam kesedihan. Apalagi ditambah dengan iringan lagu yang semakin menciptakan kehilangan semangat.
Ayolah..mari kita memulai hari yang penuh tantangan dan ketidakpastian dengan lagu-lagu atau nyanyian optimisme dan penuh harapan.
0 Response to "Awali Hari Dengan Lagu Penggugah Semangat"
Post a Comment