Mbah Surip, Biarkan Indonesia Mengenang Mu

Drama kehidupan sosok sederhana tetapi fenomenal  Mbah Surip, Biarkan Indonesia Mengenang Mu
Drama kehidupan sosok sederhana tetapi fenomenal Mbah Surip telah berakhir, namun kenangan akan kebersahajaannya tetap akan menempel di hati penggemarnya. Kepolosan dan kesederhanaan yang telah menyihir bangsa ini untuk sesaat melupakaan hiruk pikuk pesta demokrasi yang gres saja usai. Seperti yang dikutip dari kompas.com bahwa kehadiran Mbah Surip layaknya sebuah meteor yang melintasi jagat hiburan ditanah air yang tiba-tiba lenyap ditelan kabut. Ya.. walau sekejap tapi sempat menerangi dan memberi warna tersendiri dalam kahazanah musik Indonesia. Kehidupan sederhana yang Ia lakoni memang telah menginspirasi banyak orang dikala ini bergotong-royong memang benar puncak dari segala hal di dunia ini ialah kesederhanaan. Saya pernah mendengar ungkapan yang masih aku ingat hingga dikala ini bahwa kesederhanaan ialah puncak dari sebuah kesempurnaan. Sekilas ungkapan tersebut terasa berlebihan tetapi pada kenyataannya memang demikianlah adanya.

Dari banyak sekali media dan sahabat terdekat yang mengenalnya, Mbah Surip sangat membumi dan menjalani kesehariannya dengan sederhana. Demi menggapai impian yang sesuai dengan hati nuraninya, mungkin setiap hari sejak meninggalkan kemapanan dan menentukan seni sebagi tujuan hidupnya, Mbah Surip rela menggeladang, dengan hanya membawa sebuah gitar kopong, tidur dimana saja, kehidupan yang dijalaninya seolah mengalir bagai air, apa adanya. Hingga menjelang senja usianya barulah benih-benih usaha yang ia tabur semasa muda sanggup ia petik walaupun dinikmati hanya sesaat. Bahkan sehabis ia mulai populer baru-baru ini dengan fenomenal, tetap saja sosok sederhananya tidak pernah berubah. Manggung tak pernah membawa asisten, cukup diantar anaknya, naik motor saja sudah cukup, tak pernah membawa peralatan musik canggih ibarat kebanyakan musisi kita, cukup hanya memakai gitar kopong dan ada segelas kopi Mbah Surip senang sanggup menghibur. Dia memiliki cara tersendiri dalam berkesenian dan memaknai hidupnya.

Menurut Dirut Manajemen Kampung Artis, forum yang membantu artis-artis yang sedang "naik daun "untuk mengelola bisnisnya, Sujama Trisnadi, ternyata hanya 5 % dari kegiatannya sehari-hari yang betul-betul digunakannya dengan nilai komersil, sisanya dipakai merupakan kegiatannya sendiri, bersama teman-temannya, yang bukan komersial dan sekadar menyenangkan masyarakat.

Hmm...menurut Saya kalau begitu sosok ibarat Mbah Surip ialah sosok sebagai seorang seniman sejati. Jika benar dalam berkesenian hanya untuk menghibur secara sukarela dan menyenangkan masyarakat tanpa mendahulukan nilai-nilai komersil ibarat umumnya artis di negeri ini.

Dan satu lagi dari dongeng perjalannya hidupnya, ada sebuah pelajaran yang sanggup dipetik yaitu bahwa cita-cita yang tinggi bukan sebuah kemustahilan untuk didapat. Usia bau tanah bukanlah penghambat untuk menggapai cita-cita. Banyak rujukan selain Mbah Surip di dunia ini yang sukses di usia bau tanah walaupun secara harfiah kesuksesan yang didapat dirasakannya hanya sekejap namun semua itu tidaklah sia-sia daripada tidak sama sekali lantaran simpulan kehidupan tidaklah ada seorangpun yang sanggup mengetahuinya. Akan lebih baik mengisinya setiap dikala dengan hal-hal yang bermanfaat dan terus berkarya walaupun hingga usia senja.

Selamat jalan Mbah Surip, Semoga kesederhanaan mu sanggup mengilhami jutaan hati rakyat Indonesia yang terbelit kapitalisme. Pergilah dengan damai lantaran amal mu menciptakan senyum bangsa ini tak akan sia-sia. Raga mu boleh mati tapi semangat dan inspirasi mu takkan pernah mati. Biarkan Indonesia mengenang jargon mu ....I Love U Full…. Ha Ha Ha…..



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mbah Surip, Biarkan Indonesia Mengenang Mu"

Post a Comment