Menganalisa Situasi Publik Dan Mengaitkan Topik Pembicaraan

Menganalisa Situasi Publik dan Mengaitkan Topik Pembicaraan - Situasi yakni semacam wadah tempat kita berbicara. Unsur utamanya yakni jenis pertemuan, tempat, fasilitasnya dan waktunya. Situasi yang dihadapi bukan situasi yang tidak menentu, tetapi situasi tertentu yang melingkupi jenis pertemuan, tempat dan waktu tertentu.

Jenis pertemuan, ada beberapa segi dan jenis pertemuan yang perlu diketahui,

1. Dalam rangka apa pertemuan itu diselenggarakan

2. Apa tujuan umum pertemuan itu?
- Mencari kebenaran (diskusi)
- Mencari janji (musyawarah)
- Mencari kemenangan pihak-pihak tertentu (debat)
- Menumbuhkan saling menghormati (dialog)
- Sekedar untuk menambah pengalaman (sarasehan, obrolan)
- Memberi isu umum (rapat desa)

3. Bagaimana sifat pertemuan itu?
- Formal atau informal?
- Serius atau santai?
- Lokal,regional,nasional, internasional?
- Rahasia, tertutup atau terbuka bagi siapa saja.

4. Tempat pertemuan, atau lokasi dimana pertemuan itu diselenggarakan.
- Didalam gedung atau di luar gedung, tempat terbuka
- Bagaimana ventilasinya,atau memerlukan alat pendingin, atau kipas angin tersedianya tempat duduk bangku dan meja, berapa luas gedung itu?
- Tersedia saund-system atau tidak? Peralatan elektronik lainnya

5. Bagaimana akustik gedungnya?
- Bagaimana suasana di sekeliling pertemuan? Dekat dengan jalan raya, pasar, gedung, bioskop atau jauh dari keramaian?

6. Waktu pertemuan., yang perlu diketahui:
- Waktunya (jam, hari, tanggal, bulan, tahun)
- Berapa usang waktu disediakan ? (durasi)
- Apakah waktu sama dengan waktu peringatan keagamaan (Jumat, Minggu, peringatan hari suci). Kecuali pertemuan yang ada kaitannya dengan peringatan hari keagamaan. Juga apakah waktu sama dengan peringatan Hari-hari Nasional (17 Agustus dan lain-lain)
- Apakah waktu pertemuan sama dengan hari sibuk lain, liburan sekolah, ujian sekolah.
- Waktu pertemuan apakah termasuk “tanggal muda” atau “tanggal tua” (adakalanya diadaptasi dengan penerimaa gaji/upah)

Menganalisa Situasi Publik dan Mengaitkan Topik Pembicaraan Menganalisa Situasi Publik dan Mengaitkan Topik Pembicaraan
image source: 2pobaduekzw9jt9a-zippykid.netdna-ssl.com
baca juga:
Menganalisa Publik

Publik yakni obyek kita, tetapi juga merupakan subyek, mereka harus menafsirkan gagasan-gagasan yang disampaikan oleh kita. Publik yakni sejumlah orang, yang dalam kesempatan tertentu akan berkomunikasi dengan kita Maka sewajarnyalah, mengenal apa dan siapa mereka.  Dengan mengenal siapa mereka, akan memudahkan kelancaran berkomunikasi dengan mereka, sehingga memudahkan juga bagi mereka untuk mendapatkan apa yang kita maksudkan. Namun untuk lebih mengenal lebih bersahabat dengan publik, maka sebaiknya mereka sanggup dibedakan, yaitu mengenal hal-hal umum dan hal-hal yang khusus dari mereka.

Hal-hal umum mencakup :

  1. Jumlah, apakah audiens yang dihadapi lebih dari seratus orang, dalam ruangan yang sempit dan panas. Apa yang akan Anda lakukan sebagai komunikator berhadapan  dengan  jumlah  tersebut.  Upayakan   sebagai  “public  speaker” Anda berbicara lebih jelas, Anda juga mencicipi apa yang mereka rasakan. Tapi, jumlahnya audiens tidak sebanding dengan besar dan luasnya gedung, atau pengunjungnya sedikit
  2. Usia, berbicara mengenai usia, apakah Anda berhadapan dengan usia SD, Sekolah Menengah Pertama atau SMU, bahkan orangtua, atau para lansia dengan keterbatasan mereka. Sebelum berhadapan dengan mereka, Anda sudah menyiapkan atau merencanakan bagaimana perilaku anda. Sebagai komunikator, komunikasi Anda diadaptasi dengan usia audiens
  3. Jenis kelamin, apakah Anda sedang berhadapan dengan ibu-ibu, Anda berbicara tidak eksklusif ke hal-hal yang rumit. Anda berceritera lebih dahulu, sehingga nampak diwajah mereka Anda diterima dilingkungannya. Lain halnya dengan kaum pria, berbicaralah eksklusif ke masalah, sama halnya khotbah Jumat lebih banyak pria
  4. Pekerjaan, kalau Anda berhadapan dengan petani perkebunan, hindarilah anda berbicara mengenai saham yang lagi anjlok di bursa saham.
  5. Pendidikan, Bedakan berhadapan dengan para ilmuwan dengan murid SMU
  6. Agama,sebagai public speaker, lebih awal mengetahui siapa saja mereka. Apakah perlu diberi “salam” atau cukup “disapa”, misal : Selamat pagi atau selamat tiba bapak/ibu pada pertemuan pagi ini…
  7. Adat dan budaya, di Negara kita yang bermacam-macam budpekerti dan budaya, tegur sapa kepada publik lebih utama. Bukan berbicara eksklusif kepada masalah. Apa lagi yang hadir yakni tokoh-tokoh budpekerti atau masyarakat yang disegani oleh masyarakat lingkungannya.


Mengetahui hal-hal umum biar kita mengetahui secara konkrit mengenai publik dalam perjuangan menentukan materi dan menyeleksinya dalam upaya menyusun topipembicaraan nanti.

Hal-hal khusus mencakup :

  1. Apa motivasi publik hadir dalam pertemuan itu? Apakah alasannya yakni kesadaran sendiri atau terpaksa? Apa yang dibutuhkan atau tidak diharap publik dari pertemuan itu?
  2. Seberapa jauh tingkat pengetahuan pendengar perihal topik yang akan dibicarakan? Kita upayakan memberikan gagasan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka, tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu rendah.
  3. Bagaimana perilaku publik terhadap topik dan terhadap pribadi kita sebagai pembicara? Sungguh membahagiakan kalau berhadapan dengan publik yang memiliki sifat faktual terhadap topik dan pribadi kita.


Mengaitkan Topik Pembicaraan dengan Audiens

Dalam kaitannya dengan persiapan pidato dan pemilihan topik ini banyak hal yang ada di sekitar kita yang sanggup digunakan sebagai sumber  topik dalam menyusun pidato. Thompson (dalam Rachmat, 1999: 20-23) mengemukakan susunan sumber topik yang sanggup digunakan dalam persiapan pidato, yaitu:
  1. Pengalaman pribadi
    1. Perjalanan
    2. Tempat yang pernah dikunjungi
    3. Kelompok Anda
    4. Wawancara dengan tokoh
    5. Kejadian luar biasa
    6. Peristiwa lucu
    7. Kelakuan atau budpekerti yang aneh
  2. Hobby dan keterampilan
    1. Cara melaksanakan sesuatu
    2. Cara bekerja sesuatu
    3. Peraturan dan tata-cara
  3. Pengalaman pekerjaan atau profesi
    1. Pekerjaan tambahan
    2. Profesi keluarga
  4. Pelajaran sekolah atau kuliah:
    1. Hasil-hasil penelitian
    2. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
  5. Pendapat pribadi:
    1. Kritikan pada permainan, film, buku, puisi, pidato atau siaran radio dan televisi
    2. Hasil pengamatan pribadi
  6. Peristiwa hangat dan pembicaraan publik:
    1. Berita halaman muka surat kabar
    2. Topik tajuk rencana
    3. Artikel pada kolom yang lain
    4. Berita radio dan televisi
    5. Topik surat kabar daerah
    6. Berita dan tajuk surat kabar kampus
    7. Percakapan di antara mahasiswa
    8. Kuliah
    9. Penemuan mutakhir
    10. Peristiwa yang bakal terjadi
  7. Masalah Abadi:
    1. Agama
    2. Pendidikan
    3. Soal masyarakat yang belum selesai
    4. Problem pribadi
  8. Kilasan biografi:
    1. Orang-orang terkenal
  9. Kejadian Khusus:
    1. Perayaan atau peringatan
    2. Peristiwa yang erat kaitannya dengan peringatan
  10. Minat khalayak:
    1. Pekerjaan
    2. Hobby
    3. Rumah tangga
    4. Pengembangan diri
    5. Kesehatan dan penampilan
    6. Tambahan ilmu
    7. Minat khusus
    8. Lain-lain.

Topik-topik tersebut sanggup dipilih sesuai dengan tujuan pidato yang akan disampaikan. Untuk menerima topik yang baik dalam pidato, ada beberapa kriteria atau pedoman yang harus diperhatikan dalam memilihnya. Berikut ini dikemukakan beberapa kriteria yang sanggup diacu dalam pemilihan topik tersebut.
  1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda
Topik yang paling baik yakni topik yang memperlihatkan kemung­kinan Anda lebih tahu daripada khalayak, Anda lebih jago dibandingkan dengan kebanyakan pendengar.
  1. Topik harus menarik minat Anda
Topik yang paling lezat dibicarakan yakni topik yang paling Anda senangi dan menyentuh perasaan Anda.
  1. Topik harus menarik minat pendengar
  2. Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar
  3. Topik harus terang ruang lingkup dan pembatasannya
  4. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
  5. Topik harus sanggup ditunjang dengan materi yang lain.

Sementara itu, Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. (1991: 57) mengungkap­kan bahwa dalam hal penentuan pokok atau topik pembicaraan yang akan disampaikan dalam pidato, perlu memperhatikan hal-hal berikut:
  1. Topik yang dipilih hendaknya serba sedikit sudah diketahui dan memungkinkan untuk melengkapinya
  2. Persoalan yang disampaikan hendaknya menarik perhatian bagi pembicara sendiri
  3. Persoalan yang disampaikan hendaknya juga menarik perhatian pendengar
  4. Tingkat kesulitan dilema yang akan dibahas hendaknya disesuai­kan dengan tingkat kemampuan pendengar
  5. Persoalan yang disampaikan hendaknya sanggup diselesaikan dalam waktu yang disediakan.
Dengan menentukan topik yang sesuai dengan tujuan pidato yang akan disampaikan dan sesuai dengan kriteria atau pedoman yang telah ada, diikuti dengan latihan yang baik akan didapatkan pidato yan menarik dan sukses. Dalam mempersiapkan sebuah pidato biar sanggup menjadi pidato yang menarik, latihan penyampaian secara efektif merupakan hal yang harus dilakukan.

Sekian artikel tentang Menganalisa Situasi Publik dan Mengaitkan Topik Pembicaraan. Semoga bermanfaat. 

Daftar Pustaka
  1. De Vito, Joseph A. (1994), The Public Speaking Guide. New York: Harper College.
  2. Helena Olli, Public speaking , PT Indeks, Jakarta, 2007
  3. Susanto, Astrid (1975), Pendapat Umum, Bandung, Binacipta
  4. Rakhmat, Jalaluddin (2000, cetakan ke 6) Retorika Modern,Pendekatan Praktis. Bandung, Remaja Rosdakarya.
  5. Prochnow, Herbert V (1987), Penuntun menuju sukses dam berpidato, Bandung, CV   Pionir

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menganalisa Situasi Publik Dan Mengaitkan Topik Pembicaraan"

Post a Comment