Berhentilah Berdalih

Suatu pagi di sebuah kantor seorang karyawan terlambat masuk kerja Berhentilah Berdalih
Suatu pagi di sebuah kantor seorang karyawan terlambat masuk kerja, setengan berlari dan tanpa basa bau pribadi menuju ruang absen. Waktu sudah membuktikan 08:17 , sedangkan masuk kerja yaitu pukul 8:00, yang berarti terlambat 17 menit. Setelah itu si karyawan tersebut pribadi bekerja, ketika sedang duduk di mejanya kerjanya, tiba-tiba pimpinannya tiba menayakan kenapa terlambat? Dengan agak tergagap karyawan tersebut menjawab,kalau beliau terjebak macet sehingga membuatnya terlambat.

Barangkali itulah sedikit citra betapa kita bergotong-royong sering membuat alasan atau mencari-cari alasan semoga kita bisa berkelit dari kesalahan atau kegagalan. Jika terlambat sekali-sekali mungkin masuk akal dan bisa masuk akal, tetapi kalau keterlambatan selalu ada dalam setiap minggunya, barangkali memang ada yang tidak beres dengan aktivitas keberangkatan kerjanya, mungkin akan ada saja alasan untuk berdalih misalkan ban kendaraan bocor, atau mobilnya mogok dan lain sebaginya. Kalaupun tidak terlambat, setiap hari pun masuk kerja mepet-mepet waktunya kurang beberapa menit bahkan detik.

Kebiasaan berdalih atau membuat alasan tanpa sadar sering kita lakukan bukan hanya di bidang kerja saja, tapi meliputi semua aspek kehidupan. Bila dihadapkan pada suatu problem pikiran kita akan pribadi berpikir untuk membuat alasan. Saat kita terlambat masuk kerja atau sekolah bergotong-royong semenjak di perjalanan pun pikiran kita berpikir untuk membuat alasan yang tepat, alasannya yaitu tahu bakal terlambat. Seorang yang merasa belum punya pekerjaan akan berdalih sulitnya mendapat pekerjaan alasannya yaitu ijazahnya hanya SMA, padahal banyak juga yang yang lulusan sarjana tapi tetap saja sulit mendapat pekerjaan.

Seorang karyawan bekerja asal-asalan alasannya yaitu berdalih gajinya kecil jadi buat apa capek-capek kerja, toh honor yang diterima kita segini-segini juga jadi kerja juga ya apa adanya aja. Mulailah dirinya membuat statement seandainya honor saya naik atau mendapat honor sesuai dengan yang dibutuhkan mungkin saya akan bekerja sungguh-sungguh. Tetapi sesudah gajinya naik insan selalu akan merasa kurang dan kembali pada teladan lamanya.

Seseorang yang belum punya pasangan berdalih bahwa beliau tidak punya pacar alasannya yaitu wajahnya pas-pasan, ataupun tidak mempunyai cukup bahan shingga kurang percaya diri terhadap wanita. Ah… saya cuma orang miskin, mana ada perempuan yang mau atau pantas saja beliau sanggup pasangan bagus / ganteng alasannya yaitu anak orang kaya sih…
Pantas saja beliau maju usahanya punya banyak modal sih…dan banyak sekali dalih yang terus di buat untuk mneghindari ketidakmampuannya. Bahkan Tuhan pun dijadikan alasan bahwa Tuhan tidak adil…....Masya Allah.....

Hei…sobat ….,berhentilah berdalih.....karena sahabat bersahabat dari berdalih yaitu perilaku mengeluh. Berhentilah membuat alasan, berhentilah menjadi karyawan yang selalu mengeluh dengan honor yang diterima dan mengeluh dengan kebijakan dan hukum yang ditetapkan perusahaan. Anak yang selalu membuat alasan atas kesalahan yang dilakukan, selalu mengeluh dengan keadaan fisiknya, kondisi ekonomi keluarga, kemudahan pendidikannya, dan semuanya. Itu semua hanyalah dalih dan cermin ketidak mampuan untuk bersukur.

Sembilan puluh sembilan persen dari semua kegagalan berasal dari
orang-orang yang punya kebiasaan berdalih.


Jika Anda ingin membuat kehidupan yang penuh keberhasilan, Anda harus memegang kendali hidup Anda. Mulai sekarang, berhenti berdalih, berhenti mengeluh, berhenti mengeluh atas kekurangan fisik Anda, berhenti mengeluh atas ketidakadilan yang terjadi dalam hidup Anda, berhenti memakai alasan mengapa Anda tidak bisa dan belum mendapat apa yang Anda impikan hingga ketika ini, dan berhenti menyalahkan keadaan di luar diri Anda. Anda harus berjanji pada diri Anda, bahwa mulai ketika ini, Anda berhenti melaksanakan semuanya itu selamanya. Tindakan berhenti menyalahkan yaitu tanda bahwa Anda menyayangi diri Anda dan masa depan Anda.

Cobalah untuk berhenti sejenak dan renungkan apakah benar kita biasa berdalih, jka benar tuliskan dan katakan pada diri Anda kalimat ini: Saya bertanggungjawab atas hidup saya ! Harus ditanamkan dalam benak Anda, bahwa Andalah satu-satunya orang yang bertanggungjawab terhadap hidup Anda.

Kesuksesan yaitu keputusan untuk mengubah kendala menjadi kesempatan untuk meraih sukses. Mungkin salah satu hal yang menghambat Anda untuk meraih sukses alasannya yaitu Anda dipenuhi dengan banyak sekali macam dalih. Hentikan dalih Anda kalau Anda ingin meraih keberhasilan.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berhentilah Berdalih"

Post a Comment