Kekuasaan Dan Otoritas - Sikap Mempengaruhi

Kekuasaan dan Otoritas - Perilaku Mempengaruhi - Pembahasan dalam artikel psikologi kali ini akan membahas materi ihwal konsepsi kekuasaan dan otoritas, proses memengaruhi, taksonomi kepemimpinan, sikap memengaruhi.

Konsepsi Kekuasaan dan Otoritas

Kekuasaan

Kekuasaan melibatkan kapasitas dari satu pihak (agen) untuk mempengaruhi pihak lain (target). Kekuasaan menjelaskan kapasitas otoriter seorang biro untuk mempengaruhi sikap atau sikap seseorang atau lebih yang ditunjuk sebagai sasaran pada satu waktu tertentu.

Aspek yang terlibat:
  • Target: bisa berjumlah satu atau lebih 
  • Potensi pengaruh: atas hal-hal atau peritiwa dan juga sikap dan perilaku 
  • Agen.: sanggup merupakan individual, kelompok atau organisasi 
  • Cakupan.: sanggup bersifat otoriter ataupun relatif. 
  • Jenis: satu biro bisa mempunyai lebih banyak jenis kekuasaan dibanding biro lainnya. 

Otoritas

Otoritas melibatkan hak, prerogatif, kewajiban, dan kiprah yang berkaitan dengan posisi khusus dalam organisasi atau sistem sosial. Otoritas pemimpin biasanya mencakup hak untuk menciptakan keputusan khusus untuk organisasi. Pemimpin yang mempunyai wewenang eksklusif terhadap seorang sasaran mempunyai hak untuk menciptakan usul yang konsisten dengan otoritasnya, seseorang yang menjadi sasaran itu mempunyai kewajiban untuk mematuhinya. Otoritas juga melibatkan hak biro untuk menerapkan pengendalian untuk banyak sekali hal, menyerupai keuangan, sumber daya, peralatan, dan material dan pengendalian ini merupakan sumber-sumber kekuasaan yang lainnya.

Hasil dari upaya pengaruh:

Komitmen (Commitment). Istilah akad menjelaskan hasil di mana seorang sasaran secara internal menyetujui keputusan atau usul biro dan memberikan dukungan penuh untuk melaksanakan apa yang menjadi usul atau mengimplementasikan keputusan secara efektif. Untuk kiprah yang kompleks dan sulit, akad umumnya merupakan hasil yang paling berhasil dari perspekttif biro yang malakukan perjuangan untuk mempengaruhi.

Kepatuhan (Compliance). Istilah kepatuhan menjelaskan hasil di mana sasaran bersedia melaksanakan apa yang biro inginkan namun lebih didasarkan pada rasa apatis daripada rasa antusiasme dan hanya memberikan sedikit dukungan. Agen telah mempengaruhi sikap seorang sasaran tetapi tidak terhadap sikapnya. Seorang sasaran tidak merasa yakin bahwa keputusan atau tindakan yang diambil ialah hal terbaik yang harus dilakukan atau akan efektif untuk mencapai suatu tujuan. Untuk kiprah yang sulit dan kompleks, kepatuhan akan menjadi hasil yang tidak telalu berhasil dibandingkan dengan komitmen. Akan tetapi, untuk tugas-tugas rutin dan sederhana, mungkin kepatuhan memang dibutuhkan para biro untuk mencapai tujuan dari suatu tugas.

Perlawanan (Resistance). Istilah perlawanan menjelaskan hasil di mana seorang sasaran menentang usulan atau permintaan, bukan hanya tidak tertarik saja, dan secara aktif berusaha untuk menghindari untuk tidak menjalankannya. Seorang sasaran akan memberikan respons dalam cara:
  • Membuat alasan mengapa usul tidak sanggup dilaksanakan
  • Berusaha melaksanakan pendekatan kepada biro untuk membatalkan atau mengubah permintaannya
  • Meminta orang yang mempunyai otoritas lebih tinggi untuk mengesampingkan usul agen
  • Menunda tindakan dengan impian biro akan melupakan usul itu
  • Berpura-pura taat namun berusaha melaksanakan sabotase tugas
  • Menolak melaksanakan permintaan.
 Pembahasan dalam artikel psikologi kali ini  akan membahas materi te Kekuasaan dan Otoritas - Perilaku Mempengaruhi
image source: www(dot)leadership-skills-for-life(dot)com
Baca juga: Kepemimpinan Situasional dan Model Kontigensi dalam LPC

Proses Mempengaruhi

Proses mempengaruhi ini secara kuantitatif berbeda antara satu dengan lainnya, namun lebih dari satu proses sanggup terjadi bersamaan.
  • Kepatuhan Instrumental. Seorang sasaran melaksanakan tindakan yang diminta untuk tujuan mendapatkan imbalan yang niscaya atau menghindari eksekusi yang dikendalikan oleh agen. Motivasi sikap itu murni instrumental; satu-satunya alasan kepatuhan ialah untuk mendapatkan manfaat nyata dari agen. Level dukungan yang diberikan mungkin sangat kecil yang diharapkan untuk mendapatkan penghargaan atau untuk menghindari hukuman. 
  • Internalisasi. Seorang sasaran mempunyai akad untuk mendukung dan menerapkan usulan yang diajukan oleh biro terlihat menyerupai diharapkan secara intrinsik dan sesuai dalam hubungannya dengan nilai, keyakinan, dan gambaran pribadi dari target. Pengaruhnya, usulan biro (seperti tujuan, rencana, strategi, kebijakan dan prosedur) akan menyatu dengan nilai dan keyakinan seorang target. Komitmen akan terjadi tanpa memperhatikan apakah ada manfaat muuata yang diharapkan, dan kesetiaan sasaran berkaitan dengan ilham itu sendiri, bukan terhadap biro yang menyampaikannya. 
  • Identifikasi Personal. Seorang sasaran menggandakan sikap biro atau mengambil sikap yang sama supaya disukai oleh biro dan menjadi menyerupai biro itu. Motivasi sasaran mungkin berkaitan dengan kebutuhan seorang sasaran untuk diterima atau dihargai. Dengan melaksanakan sesuatu untuk menerima persetujuan dari agen, sasaran sanggup menjaga kekerabatan yang memuaskan kebutuhan untuk diterima. 

Taksonomi Kekuasaan (French dan Raven, 1959)

Reward Power

Para sasaran patuh terhadap perintah untuk memperoleh penghargaan yang dikendalikan oleh agen.

Coercive Power

Para sasaran patuh terhadap perintah untuk menghindari eksekusi yang dikendalikan oleh agen.

Legitimate Power

Para sasaran patuh lantaran mereka percaya bahwa biro mempunyai hak untuk memerintah dan seorang sasaran berkewajiban untuk mematuhinya.

Expert Power

Para sasaran patuh lantaran mereka percaya bahwa biro mempunyai pengetahuan khusus mengenai cara menuntaskan suatu pekerjaan.

Referent Power

Para sasaran patuh lantaran mereka mengagumi atau mengenal biro dan ingin mendapatkan persetujuan agen.

Reaksi Seseorang Terhadap Sumber Kekuasaan

 Pembahasan dalam artikel psikologi kali ini  akan membahas materi te Kekuasaan dan Otoritas - Perilaku Mempengaruhi
Sumber kekuasaan lain yang penting adalah:

Kekuasaan terhadap Informasi (Information Power)

Tipe kekuasaan ini melibatkan susukan terhadap informasi vital dan kendali atas distribusi informasi kepada orang lain (Pettigrrew dalam Yukl). Beberapa susukan untuk informasi merupakan hasil dari kedudukan seseorang dalam jaringan komunikasi dalam organisasi. Posisi manajerial kerap memberikan kesempatan untuk mendapatkan informasi yang tidak secara eksklusif tersedia bagi bawahan atau rekan sejawat.

Batasan posisi kiprah (seperti pemasaran, pembelian, kekerabatan masyarakat) memberikan susukan pada informasi penting mengenai kejadian di lingkungan eksternal organisasi. Namun ini bukan hal yang secara otomatis terjadi, seseorang harus secara aktif terlibat dalam perjuangan membangun jaringan sumber informasi dan mengumpulkan infomasi tersebut dari mereka (Kotter, 1982).

Kesempatan ini juga dimanfaatkan pemimpin untuk membentuk persepsi ke bawahan mengenai kejadian di luar organisasi.

Kekuasaan terhadap Ekologi (Ecological Power)

Atau disebut juga rekayasa situasi atau pengendalian secara ekologis (situational engineering atau ecological control), yaitu dampak yang dimiliki lantaran adanya kontrol terhadap lingkungan fisik, teknologi, dan organisasi kerja.

Beberapa bentuknya:
  • Dengan memodifikasi rancangan pekerjaan bawahan untuk meningkatkan motivasi bawahan. 
  • Pengelolaan acara pekerjaan dan rancangan struktur formal, menyerupai pengelompokan acara ke dalam sub-unit, penentuan kekerabatan pelaporan, dan rancangan sistem informasi yang semuanya merupakan sumber dampak atas sikap karyawan. 
  • Kendali atas lingkungan fisik kawasan kerja, menyerupai pencahayaan. 

Different Types of Power

 Pembahasan dalam artikel psikologi kali ini  akan membahas materi te Kekuasaan dan Otoritas - Perilaku Mempengaruhi

Cara Mendapatkan Kekuasaan dan Hilang

Kekuasaan bukanlah bersifat statis: banyak faktor yang mengakibatkan kekuasaan berubah, bisa disebabkan oleh kondisi dan tindakan individu dan kelompok. Dua teori yang menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh atau hilang adalah:
  • Teori pertukaran sosial (Social Exchange Theory) 
  • Teori kontingensi strategis (Strategic Contingency Theory) 

Teori Pertukaran Sosial

Status dan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjadi pemimpin merupakan penilaian kelompok atas potensi kontribusi relatif orang tersebut, yang melibatkan pengendalian atas sumber daya langka, susukan kepada informasi yang penting, atau keterampilan dalam menghadapi masa yang kritis. Maka menurut loyalitas dan kompetensi yang dimiliki pemimpin, kelompok mempunyai impian akan suatu interaksi sosial dengan pemimpin tersebut berupa pertukaran manfaat atau bantuan, yang mencakup manfaat material, dan psikologis menyerupai pernyataan persetujuan, respek, penghargaan, dan afeksi. Status dan dampak ini akan semakin kuat, dikala ia menciptakan usulan inovatif yang terbukti berhasil, yang meningkatkan kepercayaan kelompok.

Sementara itu, kalau usulan pemimpin terbukti gagal, maka kekerabatan pertukaran akan dipertimbangkan kembali oleh kelompok. Efek negatifnya akan lebih besar kalau kegagalan tersebut terlihat disebabkan lantaran penilaian yang jelek atau dianggap tidak kompeten dan bukan lantaran keadaan yang berada di luar kendali pemimpin itu.

Teori Kontingensi Strategis

Teori ini mendalilkan bahwa kekuasaan tergantung pada tiga faktor:
  • Keahlian dalam menanggulangi duduk perkara yang penting 
  • Sentralitas dari sub-unit dalam alur pekerjaan 
  • Tingkat di mana keahlian dari sub-unit tersebut ialah unik, tidak sanggup digantikan dengan yang lainnya. 

Semakin unik atau tidak tergantikannya keahlian yang dibutuhkan untuk menuntaskan duduk perkara krisis yang dihadapi, maka semakin besar kekuasaan yang diperoleh lantaran mempunyai keahlian tersebut. Meningkatnya kekuasaan menurut keahlian akan menghasilkan peningkatan legitimasi kekuasaan. Setiap orang yang mempunyai keahlian yang berharga akan lebih mungkin diangkat/terpilih menduduki posisi wewenang dalam organisasi.

Perilaku Mempengaruhi

Tipe Perilaku Mempengaruhi

Definisi dari 11 Taktik Memengaruhi Proaktif

Persuasi Rasional

Agen memakai argumen yang logis dan bukti yang faktual dalam memperlihatkan bahwa usulan atau usul itu memungkinkan dan relevan untuk mencapai tujuan

Memberi Penilaian

Agen menjelaskan bagaimana melaksanakan usul atau mendukung usulannya yang akan memberikan laba kepada sasaran secara pribadi atau membantu meningkatkan karier target.

Memberi Insiprasi

Agen memberikan pertimbangan nilai dan idealisme atau berusaha mengakibatkan emosi dari sasaran untuk mendapatkan akad terhadap usul atau proposal.

Konsultasi

Agen mendorong sasaran untuk menyarankan perbaikan dalam proposal, atau membantu merencanakan acara atau perubahan di mana dukungan dan proteksi dari sasaran itu dibutuhkan.

Pertukaran

Agen memperlihatkan insentif, menyarankan pertukaran yang baik atau memperlihatkan kesediannya untuk saling timbal balik nantinya kalau sasaran mau melaksanakan apa yang diminta oleh agen.

Kolaborasi

Agen memperlihatkan untuk memberikan sumber dan proteksi yang relevan kalau sasaran mau melaksanakan usul atau mendapatkan perubahan yang diusulkan.

Daya Tarik Personal

Agen meminta kepada sasaran untuk melaksanakan usul atau mendukung usulan menurut persahabatan atau meminta kebaikan personal sebelum menyampaikan apa pun.

Mengambil Hati

Agen memberikan kebanggaan dan bujukan sebelum atau selama memberikan dampak atau keyakinan terhadap kemampuan sasaran untuk melaksanakan usul yang sulit

Taktik Legitimasi

Agen berusaha untuk membangun legitimasi dari usul atau memverifikasi wewenang dengan mengacu kepada aturan, kebijakan formal, atau dokumen resmi.

Tekanan

Agen memberikan tuntutan, ancaman, sering melaksanakan pemeriksaan, atau terus menerus mengingatkan.

Taktik Koalisi

Agen mencari proteksi orang lain untuk mendesak sasaran untuk melaksanakan sesuatu atau memakai dukungan dari orang lain sebagai alasan supaya sasaran menyetujuinya.

Perbedaan Sederhana Bos atau Leader

A Boss gives orders - A Leader makes request and suggestions.
A Boss evokes fear - A Leader generates the desire to do good job.
A Boss allocates blame - A Leader shares responsibility.
A Boss talks in terms of “I” and “ You” - A Leader says “ We” and “Us”.
A Boss criticises - A Leader addresses problems.
A Boss tells people what to do - A Leader shows them what to do by example.
A Boss directs people - A Leader develops them.
A Boss rations time for people - A Leader creates time for people.
A Boss demands respects - A Leader commands respect.

Sekian artikel ihwal Kekuasaan dan Otoritas - Perilaku Mempengaruhi. Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kekuasaan Dan Otoritas - Sikap Mempengaruhi"

Post a Comment