Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy Dan Epilepsi

Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy dan Epilepsi - Gangguan Fisik atau cacat fisik memiliki pengertian luas dimana secara umum dikatakan sebagai ketidakmampuan badan secara fisik untuk menjalankan fungsi badan ibarat dalam keadaan normal. Cacat fisik berdasarkan Departemen Kesehatan ialah anak yang menderita kekurangan yang sifatnya menetap pada alat gerak (tulang, otot dan sendi) sedemikian rupa sehingga untuk berhasilnya pendidikan mereka perlu mendapat perlakuan khusus.

Anak yang menderita kelainan/masalah kesehatan khusus ialah anak yang menderita gangguan jasmani sedemikian rupa sehingga membutuhkan perhatian dan penanganan khusus. Pada masa sekarang, akhir cacat fisik tidak selalu mengakibatkan handicap. Dengan kemajuan ilmu dan tekhnologi, bawah umur dengan cacat fisik sanggup dibantu dengan alat bantu yang canggih untuk menolong mereka dalam menjalankan kegiatan fisiknya

Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy dan Epilepsi Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy dan Epilepsi
image source: www.cerebralpalsy.org.au
baca juga: Pengertian dan Macam Jenis Gangguan Perilaku pada Anak

Pembahasan cacat fisik juga bisa dilihat dari kelainan neuro muscular, dimana kelainan ini terdapat pada system syaraf sentra di otak yang sanggup mengakibatkan banyak sekali kelainan pada fungsi motoric dari otot-otot tubuh. Kerusakan system saraf sentra sanggup disebabkan lantaran kerusakan susunan system saraf sentra dan sumsum tulang belakang. Keadaan ini mengakibatkan gangguan yang kompleks dari fungsi tubuh. Gangguan neuro muscular sanggup menyebabkan:
  1. Cerebral Palsy (CP)
  2. Spina Bifida
  3. Epilepsi (Convulsive disorder)
  4. Poliomyelitis
  5. Muscular Distrophy
  6. Cacat anggota tubuh
  7. Skoliosis

Cerebral Palsy (CP)


Merupakan kerusakan yang ditandai dengan kelumpuhan, kelemahan, tidak adanya koordinasi dan fungsi-fungsi sistem pergerakan badan akhir dari gangguan sistem saraf lantaran kerusakan otak. Cerebral Palsy ialah cacat yang terutama mengenai sistem motorik yaitu sistem yang mengatur kemampuan bergerak dari otot-otot tubuh.

Cerebral Palsy berasal dari kata cerebral yang berarti otak dan palsy yang berarti kelumpuhan > Cerebral Palsy adalah kelumpuhan yang terjadi akhir kerusakan sel saraf motorik dalam otot yang menetap dan tidak bertambah buruk. Anak Cerebral Palsy juga disebut jg dengan spastic child meski bekerjsama tidak tepat lantaran tidak semua anak Cerebral Palsymengalami kelumpuhan kaku. Gangguan yang diderita anak tidak selalu sama. Anak dengan gangguan ringan tetap sanggup melaksanakan aktivitas. Ada yang mengalami kesukaran dalam memegang atau kesukaran dalam menggerakkan otot verbal untuk berbicara, sehingga terjadi gangguan berbicara. Pada kondisi yang berat, anak bahkan tidak bisa bangun dan tidak sanggup melaksanakan apa-apa sama sekali.

Sebagian besar anak yang menderita Cerebral Palsy memiliki inteligensi yang rendah (RM). Tetapi ada pula yang memiliki inteligensi lebih dari rata-rata namun sulit melaksanakan beberapa fungsi lantaran kelumpuhannya. Cerebral Palsy terjadi dalam masa perkembangan anak mulai dari pembuahan hingga setelah bayi lahir. Sejumlah kerusakan pada sentra saraf otak ini sanggup terjadi pada masa pranatal atau sebelum susunan saraf sentra terbentuk secara matang.

Etiologi
  • Penyebab pada masa pranatal bisa lantaran faktor herediter, nanah ibu, anoksia (kekurangan O2), Rhesus factor, prematuritas, gangguan metabolisme dan radiasi
  • Penyebab pada masa perinatal antara lain trauma/ cidera kepala bayi, nanah otak, meningitis, enchepalitis, toxaemia, perdarahan otak, anoxia dan tumor otak
  • Menurut Best dalam Cartwright (1981), 85-90% diperkirakan kasus-kasus Cerebral Palsy adalah kelainan congenital (bawaan). Cerebral Palsy bukanlah suatu penyakit, bukan pula lantaran faktor keturunan, dan tidak menular
  • Jarang terdapat 2 anak dengan Cerebral Palsy pada satu keluarga

Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy dan Epilepsi Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy dan Epilepsi

Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy dan Epilepsi Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy dan Epilepsi

Menurut tingkat kerusakan atau berat ringannya kerusakan, Cerebral Palsy dibagi menjadi:

• Tingkat ringan dengan gejala:
  1. Anak sanggup berjalan dan berbicara
  2. Anak dpt menjalankan fungsi2 badan dlm kegiatan sehari2
  3. Gangguan gerakan yang dialami anak tdk banyak

• Tingkat sedang dengan gejala:
  1. Anak memerlukan pengobatan utk gang. Bicara, memerlukan latihan gerak motorik dan latihan perawatan diri sendiri
  2. Biasanya mempergunakan alat bantu untuk gerak (brace atau tongkat)

• Tingkat berat, dengan karakteristik:
  1. Anak memerlukan pengobatan dan perawatan dlm gerak motorik
  2. Anak kurang bisa menjalankan kegiatan sehari2
  3. Anak tdk bisa berjalan dan berbicara (kelumpuhan)
  4. Prognosanya buruk

Klasifikasi berdasarkan kawasan kerusakan:
  • Hemiplegia → yang terjangkit ialah tangan dan kaki dalam satu posisi (Bagian. Kiri atau kanan) → 35-40%
  • Diplegia → terserangnya kaki lebih besar daripada tangan (10-20%)
  • Paraplegia → Dimana kepingan bawah badan yang terjangkit (10-20%)
  • Quadriplegia → keempat anggota badan terjangkit semuanya (15-20%)

Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy dan Epilepsi Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy dan Epilepsi


Klasifikasi berdasarkan fisiologi gerak motorik:

• Spasticity (Spastis) dimana sekitar 50% kasus Cerebral Palsy menunjukkan spasticity dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Kontraksi otot-otot kaku dan tiba-tiba 
  2. Susah melaksanakan gerakan
  3. Bagian bawah badan menggunting lantaran kontraksi otot, gerakan reflex dari lengan dan jari-jari
    Athetosis, dengan ciri-ciri:
    - Gerakan anggota badan tak menentu
    Gerakan badan dalam keadaan tegang lantaran efek stress atau ketegangan emosi
    - Gerakan terjadi tiba-tiba, berjalan terhuyung-huyung

• Ataxia, dengan ciri-ciri:
  1. Kerusakan dalam keseimbangan sensoris
  2. Cara berjalan terhuyung-huyung
  3. Tak ada koordinasi gerakan

• Mixed (campuran), dimana sekitar 25% dari kasus Cerebral Palsy diklasifikasikan sebagai mixed dengan ciri-ciri:
  1. Gejala merupakan kombinasi dari spastis dan athetosis
  2. Biasanya terjadi pada Quadriplegia

Klasifikasi lain berdasarkan kerusakannya

• Kerusakan pada kulit otak (cortex otak)
Fungsi korteks berafiliasi dengan fungsi pergerakan otot, perasaan dan pikiran. Anak dengan Cerebral Palsy tipe ini memperlihatkan kelumpuhan atau kelemahan otot yang sering disertai dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Kelumpuhan bersifat spastik atau berbentuk kaku. Kelumpuhan ini bisa mengenai satu atau kedua tungkai, separuh badan kiri/kanan atau mengenai keempat anggota tubuh

• Kerusakan pada ganglia bangsalis yang terletak ditengah otak
Bersama dengan otak kecil, ganglia basalis berfungsi biar setiap gerakan otot anggota badan berlangsung dengan sempurna. Kerusakan ganglia basalis mengakibatkan gerakan yang kaku dan terputus-putus dan sering mendapat gerakan diluar kemauan tubuh

• Kerusakan pada otak kecil
Otak kecil (cerebellum) pada dasar otak berfungsi sebagai coordinator gerakan, posisi dan keseimbangan tubuh. Kerusakan pada otak kecil mengakibatkan keadaan yang disebut dengan ataxia. Keadaan ini ditandai oleh cara jalan yang tak seimbang, sempoyongan, mungkin jatuh kekiri atau ke kanan, dan sukar mengendalikan keseimbangan

Intervensi
  • Rehabilitasi Center → kombinasi kegiatan-kegiatan medis, psikologis, sosial, vocational dan educational untuk mencapai kemampuan fungsional anak yang maksimal
  • Program pendidikan sekolah
  • Bimbingan dan penyuluhan

EPILEPSI

Kejang-kejang ialah dikala seseorang tiba-tiba mengatakan perubahan tingkah laris atau kesadaran selama beberapa menit. Epilepsi merupakan suatu penyakit dimana kejang-kejang terjadi berulang. Jika seseorang mengalami minimal 2x kejang dalam sebulan, maka ia sanggup didiagnosa epilepsi. Mangunsong mendefinisikan epilepsi sebagai suatu kondisi dimana terjadi perubahan fungsi otak yang terjadi secara spontan. Serangan cenderung terjadi secara berulang-ulang disertai dengan kehilangan kesadaran.

Tipe-Tipe Epilepsi

1. Kejang Umum

Disebut juga grandmal atau epilepsi mayor dimana seseorang kehilangan kesadaran selama beberapa menit. Tubuhnya menjadi kaku dan gemetar hebat. Kejang ini sanggup disertai dengan menggigit lidah, mengompol dan cedera lantaran jatuh tiba-tiba. Selama kejang ia benar-benar tidak sadar dan tidak berespon terhadap perintah verbal. Kejang biasanya berakhir dikala ia mengantuk atau tertidur

2. Kejang Parsial

Kejang ini sanggup muncul pada orang yang sadar atau pada orang yang bingung atau tidak menyadari keadaan sekitar. Bentuk kejang bervariasi. Kadang-kadang hanya terjadi pada 1 kepingan badan (misal: lengan). Kejang jenis lain sanggup disertai dengan perilaku yang kompleks spt mengecapkan bibir atau membuka atau memasang kancing baju.

Banyak penderita yang mengalami peringatan atau ‘aura’ yang menandakan akan tjd kejang

3. Kejang Histerikal atau Konversi

Merupakan kejang yang paling terjadi pada perempuan muda dan disertai dengan stres psikologis. Karakteristik kejang ialah tidak mengikuti contoh kedua tipe kejang sebelumnya

Epilepsi itu penyakit kejiwaan bukan ya?
  • Etiologi epilepsi → disebabkan oleh perubahan elektrik di otak
  • Meski begitu beberapa budaya masih menganggap epilepsi sebagai penyakit jiwa → Pada kejang parsial, sikap aneh sanggup terlihat
  • Epilepsi sanggup mengakibatkan stres berat pada penderitanya → sikap psikosis, depresi dan bunuh diri
  • Kejang pada orang cukup umur → konversi merupakan kejang yang bermuatan psikologis

Penyebab Medis lain
  • Cedera kepala yang mengakibatkan perdarahan di otak
  • Reaksi putus alkohol
  • Infeksi otak, ibarat meningitis, cacing pita, malaria, tuberkulosis, dan penyakit tidur
  • AIDS, melalui nanah pribadi oleh virus, atau nanah sekunder ibarat nanah jamur
  • Tumor otak
  • Kadar gula darah yang rendah
  • Penyakit hati atau ginjal yang berat
  • Beda Kejang dan Pingsan

Intervensi
  • Jika kejang tidak berhenti selama 5 menit, suntikkan diazepam → pantau pernafasan, jikalau ada tanda sesak hentikan suntikan
  • Kunci pengobatan epilepsi ada minum obat secara teratur
  • Tidak boleh mengemudi (minimal hingga 1 th tidak mengalami kejang sama sekali)
  • Mengubah gaya hidup (tidur dan makan teratur, minum alkohol dibatasi, menghindari latihan fisik yang berat, menghindari stres atau kondisi-kondisi menekan)
  • Psikoedukasi mengenai gangguan

Sekian artikel tentang Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy dan Epilepsi. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka
  • Davidson, G.C., Neale, J.M., & Kring, A.M. 2006.Psikologi Abnormal: Edisi ke-9. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
  • Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan pendidikan anak luar biasa. Jakarta: LPSP3 UI.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memahami Gangguan Fisik Cerebral Palsy Dan Epilepsi"

Post a Comment