Pengertian, Ciri-Ciri Remaja, Dan Hubungan Cukup Umur Dengan Keluarga

Pengertian, Ciri-ciri Remaja, dan Hubungan Remaja dengan Keluarga - Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence berdasarkan Piaget (dalam Hurlock, 2004) mempunyai arti yang lebih luas, meliputi kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

Secara psikologis, masa remaja yakni usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkatan orang-orang yang lebih renta melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam problem hak.

Hurlock (2004) menyatakan bahwa masa remaja yakni salah satu periode di dalam kehidupan dengan perkembangan fisik dan psikis. Masa remaja menggambarkan periode pertumbuhan dan perubahan dihampir semua aspek kehidupan seorang anak, baik secara fisik, mental sosial dan emosional.
 Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti  Pengertian, Ciri-ciri Remaja, dan Hubungan Remaja dengan Keluarga
Pengertian dan Ciri-ciri Remaja
Baca juga: Teori Perilaku Agresif (Agresi)

Ciri-ciri Masa Remaja

Menurut Hurlock (2004) masa remaja mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Pada periode remaja, baik akhir eksklusif maupun akhir jangka panjang sama-sama penting. Ada periode yang penting lantaran akhir fisik dan ada lagi lantaran akhir psikologis. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya apa yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi kini dan yang akan datang.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan sikap selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama masa remaja, dikala perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan sikap dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan sikap menurun juga. Terdapat empat perubahan yang sama yang hampir bersifat universal:

1) Meningginya emosi dan intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.

2) Perubahan badan minat dan kiprah yang dibutuhkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan problem baru.

3) Dengan berubahnya minat dan contoh perilaku, maka nilai-nilai juga berubah.

4) Sebagian besar remaja bersikap ambisius terhadap setiap perubahan.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri, namun problem remaja sering menjadi problem yang sulit diatasi baik anak pria maupun anak perempuan.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak pria dan perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, menyerupai sebelumnya.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan streotip budaya bahwa masa remaja yakni belum dewasa yang tidak rapih, yang tidak sanggup diandalkan dan cendrung merusak dan berperilaku merusak, mengakibatkan orang cukup umur yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggungjawab dan bersikap tidak simpatik terhadap sikap remaja normal.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis

Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistis ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, mengakibatkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja.

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan strereotip belasan tahun dan untuk menawarkan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa.

Hubungan Remaja Dengan Keluarga

Bila kekerabatan remaja muda dengan anggota-anggota keluarga tidak serasi selama masa remaja biasanya kesalahan terletak pada kedua belah pihak sering kali orang renta menolak untuk memperbaiki konsep mereka ihwal kemampuan anak mereka sesudah belum dewasa menjadi lebih besar. Akibatnya mereka memperlakukan anak remaja menyerupai dikala anak masih kecil. Sekalipun demikian mereka mengharapkan anak bertindak sesuai dengan usia terlebih bila berafiliasi dengan problem tanggungjawab.

Masalah yang lebih penting yakni problem kesenjangan generasi. Kesenjangan generasi yang paling menonjol terjadi dibidang norma-norma sosial. Seperti sikap seksual yang ditunjukan remaja kini yakni sikap yang sangat terlarang oleh orang renta pada usia yang sama.

Orang renta sulit mendapatkan keengganan remaja untuk mengikuti larangan-larangan yang dipandang penting, mereka tidak sabar menghadapi kegagalan remaja memikul tanggungjawab. Banyak remaja merasa bahwa orang renta tidak mengerti mereka dan bahwa standar sikap orang renta dianggap kuno. Hal ini disebakan lantaran kesenjangan budaya.


Hurlock (2004) mengungkapkan adanya sebab-sebab umum kontradiksi keluarga selama masa remaja, yaitu:

Standar sikap

Remaja sering menganggap standar sikap orang renta yang kuno dan yang modern berbeda dan standar sikap orang renta yang kuno harus beradaptasi dengan yang modern.

Metode disiplin

Kalau metode disiplin yang dipakai orang renta dianggap “tidak adil” atau “kekanak-kanakan” maka remaja akan memberontak. Pemberontakan ayng terbesar terjadi dalam keluarga di mana salah satu orang renta lebih berkuasa daripada yang lainnya, terutama bila ibu yang mempunyai kekuasaan terbesar.

Hubungan dengan saudara kandung

Remaja mungkin menghina adik-adiknya dan membenci kakak-kakaknya sehingga menimbulkan kontradiksi dengan mereka dan juga dengan orang renta yang dianggap bersikap “pilih kasih”.

Merasa menjadi korban

Remaja sering merasa benci bila status sosio-ekonomi keluarga tidak memungkinkannya mempunyai simbol-simbol status yang sama dengan yang dimiliki teman-teman, menyerupai pakaian, mobil, remaja tidak menyukai bila harus memikul tanggungjawab rumah tangga.

Sikap yang kritis

Anggota keluarga tidak menyukai sikap remaja yang terlampau kritis terhadap diri mereka dan terhadap contoh kehidupan keluarga pada umumnya.

Besarnya keluarga 

Dalam keluarga sedang yang terdiri dari tiga atau empat anak lebih sering terjadi kontradiksi dibandingkan dengan dalam keluarga kecil atau keluarga besar.

Perilaku yang kurang matang

Orang renta sering membuatkan siakp menghukum bila para remaja mengabaikan tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggungjawab atau membelanjakan uang semauanya. Remaja membeci sikap kritis dan sikap menghukum.

Memberontak terhadap sanak keluarga

Orang renta dan sanak keluarga menjadi murka bila remaja mengungkapkan perasaanya secara terang-terangan bahwa pertemuan-pertemuan keluarga membosankan atau bila remaja menolak undangan dan nasihat-nasihat mereka.

Masalah palang pintu

Kehidupan sosial remaja yang gres dan yang lebih aktif sanggup menjadikan melanggar peraturan keluarga mengenai waktu pulang dan mengenai teman-teman dengan siapa ia berhubungan, terutama teman-teman lawan jenis.

Sekian artikel tentang Pengertian, Ciri-ciri Remaja, dan Hubungan Remaja dengan Keluarga. Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian, Ciri-Ciri Remaja, Dan Hubungan Cukup Umur Dengan Keluarga"

Post a Comment