Pengertian Dinamika Kelompok Dan Klarifikasi Kohesivitas Kelompok

Pengertian Dinamika Kelompok dan Penjelasan Kohesivitas Kelompok - Artikel psikologi ini akan membahas mengenai Dinamika Kelompok: Group cohesiveness, Groupthink, Group polarization, Social facilitation, dan social inhibition. Melalui artikel ini diperlukan bisa memahami proses interaksi dalam kelompok dan antar kelompok dalam banyak sekali tatanan sosial serta mengenal penerapan beberapa teori dan metode Psikologi Sosial untuk memecahkan duduk masalah sosial dan membuatkan masyarakat.

Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok yaitu adanya interaksi dan interdependensi di antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap dikala kelompok yang bersangkutan sanggup berubah.

Dinamika kelompok yaitu proses interpersonal yang saling mempengaruhi yang berlangsung dalam kelompok (Forsyth, 2006). Kurt Lewin (1951) menggambarkan dinamika kelompok sebagai cara kelompok dan individu bertindak dan bereaksi terhadap perubahan keadaan.
Pengertian Dinamika Kelompok dan Penjelasan Kohesivitas Kelompok Pengertian Dinamika Kelompok dan Penjelasan Kohesivitas Kelompok
image source: catalog(dot)flatworldknowledge(dot)com
Baca juga: 5 Teori Psikologi Sosial

Kohesivitas Kelompok (Group Cohesivity)

Kohesivitas (keutuhan atau kepaduan) yaitu kekuatan, baik positif maupun negatif yang mengakibatkan anggota tetap berada dalam kelompok. Dalam beberapa kelompok, ikatan diantara anggota cukup berpengaruh dan awet, semangatnya tinggi dan ada rasa kebersamaan.

Dalam kelompok lain, anggotanya tidak terlalu dekat hubungannya, kurang mempunyai rasa kebersamaan, dan cenderung terpecah dari waktu ke waktu. Kohesivitas (keutuhan, kepaduan, kelekatan) merupakan karakteristik kelompok secara keseluruhan berdasarkan akad individu kepada kelompok.

Brown (2000), Paxton dan Moody (2003), Vugt dan Hart (2004) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok:
  • Apabila anggota kelompok saling menyukai satu sama lain. 
  • Terikat oleh kekerabatan pertemanan 
  • Efektivitas interaksi anggota dan kerukunan serta sedikitnya konflik. Kita lebih suka pada tim kerja yg yng bekerja secara efisien drpd tim boros waktu. 
  • Tujuan kelompok, ketertarikan seseorang pada kelompok akan bergantung pada kesesuaian antara tujuan personal atau individu dengan tujuan kelompok, dan pada seberapa sukses kelompok mencapai tujuannya. Berbagai tujuan tersebut antara lain uang, kesenangan, hiburan, pekerjaan, status.

Groupthink (Pemikiran Kelompok) 

Groupthink atau fatwa kelompok yaitu pengambilan keputusan yang jelek berdasarkan pertimbangan alternatif yang tidak memadai. Groupthink muncul dari kelompok yang merasa sangat optimis dan tidak terkalahkan.

Anggota-anggotanya melindungi diri mereka dari informasi luar yang mungkin melemahkan keputusan mereka. Kelompok itu percaya bahwa keputusannya yaitu lingkaran meski ada pendapat yang sangat bertentangan. Karena ketidaksepakatan didalam dan diluar kelompok dicegah, maka keputusannya terkadang keliru dan tidak masuk akal.

Irving Janis (1982) mengidentifikasi beberapa kemungkinan penyebab atau anteseden dari groupthink. Janis menyampaikan bahwa groupthink sering terjadi dalam kelompok yang sangat kohesif yang bisa mencegah masuknya opini dari luar dan mempunyai pemimpin yang berpengaruh dan dinamis. Anggota yang skeptis mungkin akan patuh pada kelompok dan bahkan berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa keraguan dirinya yaitu salah dan tidak perlu dikemukakan. Janis mengemukakan beberapa saran untuk mengatasi groupthink dan memperkuat efektifitas pembuatan keputusan kelompok:
  • Pemimpin harus mendorong setiap anggota kelompok untuk mengemukakan keberatannya dan mencurigai proposal keputusan. Agar efektif, pemimpin harus siap mendapatkan kritik. 
  • Pemimpin harus tidak berpihak semenjak awal diskusi, dan menyatakan preferensi dan harapannya hanya sesudah anggota kelompok mengajukan gagasan-gagasannya. 
  • Kelompok harus dibagi menjadi sub ordinat atau sub komite untuk mendiskusikan info secara independen dan kemudian berkumpul untuk memecahkan perbedaan. 
  • Sesekali pakar dari luar harus diundang untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan harus didorong untuk menentang pandangan anggota kelompok. 
  • Pada setiap rapat, setidaknya ada satu orang yang diberi kiprah berperan sebagai tukang penyanggah ide-ide kelompok. Istilahnya yaitu Devil’s Advocate Technique, yaitu suatu teknik untuk meningkatkan kualitas keputusan kelompok dimana satu anggota kelompok diberikan kiprah untuk menjadi tidak baiklah dengan dan mengkritik apapun rencana atau keputusan yang sedang dipertimbangkan. 

Group Polarization

Polarisasi kelompok yaitu kecenderungan pada anggota kelompok, sebagai hasil dari disukusi kelompok untuk bergerak menuju posisi yang lebih ekstrim dari pada yang mereka pegang pada awalnya.

Apakah kelompok cenderung mengambil keputusan yang lebih konservatif ataukah lebih beresiko daripada keputusan individual. Pada tahun 1968, James Stoner melaporkan bahwa keputusan kelompok sering lebih beresiko daripada keputusan individu sebelum beliau ikut diskusi kelompok.

Temuan ini dinamakan sebagai Risky Shift (pergeseran resiko) mengakibatkan minat besar, lantaran ia sepertinya bertentangan dengan keyakinan umum bahwa kelompok cenderung relatif konservatif dan mencari posisi kondusif dalam mengambil keputusan. Risky Shift yaitu diskusi kelompok sanggup mengakibatkan individu mengambil keputusan yang lebih beresiko daripada kalau mereka mengambil keputusan sendiri.

Pengertian Dinamika Kelompok dan Penjelasan Kohesivitas Kelompok Pengertian Dinamika Kelompok dan Penjelasan Kohesivitas Kelompok

Pengertian Dinamika Kelompok dan Penjelasan Kohesivitas Kelompok Pengertian Dinamika Kelompok dan Penjelasan Kohesivitas Kelompok

Social Fasilitation (Fasilitasi Sosial)

Fasilitasi sosial yaitu berkinerja dengan lebih baik manakala individu berada ditengah-tengah orang lain disbanding dengan dikala sendirian. Terkadang orang tampil lebih baik dikala ditengah-tengah orang lain daripada dikala seseorang sendirian. Sebuah studi yang dilakukan Norman Triplet (1898).

Triplet mengamati bahwa pengendara sepeda tampak mengayuh lebih cepat dikala mereka berlomba daripada dikala mereka sendirian. Untuk menguji observasi ini, beliau menyusun eksperimen untuk melihat apakah anak akan bekerja lebih keras dikala memancing gotong royong dibandingkan ketika memancing sendirian. Seperti diprediksikan, bawah umur itu bekerja lebih keras dikala ada orang lain.

Floyd Allport (1920, 1924) meminta partisipan eksperimennya untuk mengisi teka-teki silang di Koran, mengerjakan soal perkalian yang mudah, atau menulis argument penolakan yang logis. Meskipun partisipan selalu bekerja sendiri-sendiri, namun mereka akan lebih produktif apabila ada lima orang dalam satu ruangan daripada kalau mereka sendirian diruangan.

Fasilitas social terjadi dikala orang lain yang hadir juga mengerjakan kiprah serupa (saat mereka yaitu co actor) dan ketika mereka hanya pengamat atau penonton.

Fasilitas sosial tidak hanya ada pada manusia. Pada hewan juga ada fasilitasi sosial yakni pada tikus, kecoa dan burung parkit. Pada semut, sanggup diamati bahwa semut menggali pasir tiga kali lebih banyak dikala semut bekerja dalam kelompok dibandingkan bekerja sendiri.

Mengapa kehadiran orang lain memotivasi seseorang, hal ini sanggup dijelaskan dengan teori Evaluation Apprehension (pemahaman evaluasi) berdasarkan Robert Zajonc (1965), bahwa ada tendensi bawaan untuk bangkitnya motivasi ketika ada orang lain dan orang lain sanggup membangkitkan motivasi seseorang lantaran seseorang memikirkan bagaimana orang lain itu akan menilai dan orang tersebut ingin memberi kesan yang positif.

Saat kita tahu bahwa kita sedang dinilai dalam mengerjakan kiprah sederhana, kita mungkin menjadi lebih ulet berusaha. Tetapi pada kiprah yang kompleks tekanan penilaian ini justru sanggup menghambat kinerja (terjadi inhibisi sosial)

Social Inhibition (Inhibisi Sosial)

Berbeda dengan fasilitasi sosial. Pada konsep inhibisi sosial yaitu kebalikan dari konsep fasilitasi sosial.

Social inhibition sanggup diartikan sebagai mengerjakan atau melaksanakan sesuatu dengan lebih jelek dikala ada orang lain yang hadir dibandingkan dengan dikala sendirian. Kehadiran orang lain akan mengganggu perhatian

Menurut pandangan Baron (1986) pada teori distraction-conflict model (Model Gangguan – Konflik), menyatakan bahwa kehadiran orang lain membuat konflik antara dua tendensi dasar:
  • Memberi perhatian pada audiens 
  • Memberi perhatian pada tugas 

Konflik ini sanggup memperbesar motivasi, yang bisa membantu atau menghambat pelaksanaan tugas, tergantung pada apa respon yang mesti digunakan. Lebih jauh, konflik juga sanggup mengakibatkan beban kognitif yang berlebihan kalau perjuangan yang dibutuhkan untuk memberi perhatian pada kiprah sulit dan orang lain melebihi kapasitas mental individual.

Jim Blascovich dan rekannya (1999) mereka menyampaikan bahwa kehadiran orang lain sanggup memicu dua respon yang berbeda yaitu tantangan atau ancaman. Apabila individu mempunyai sumber daya yang cukup untuk menjalankan tugas, muncullah respon tantangan. Sebaliknya kalau sumber daya individu tidak cukup, muncullah respon ancaman, seakan-akan sedang menghadapi bahaya.

Sekian artikel tentang Pengertian Dinamika Kelompok dan Penjelasan Kohesivitas Kelompok. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka

  • Baron, A. R. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh. 
  • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian Dinamika Kelompok Dan Klarifikasi Kohesivitas Kelompok"

Post a Comment