Pengertian Motivasi Kerja, Faktor-Faktor, Dan Cara Meningkatkan Motivasi (Motivation) Kerja

Pengertian Motivasi Kerja, Faktor-faktor, dan Cara Meningkatkan Motivasi (Motivation) Kerja  - Dalam dunia kerja, karyawan atau pegawai harus mempunyai semangat dalam bekerjanya. Semangat inilah yang menjadi salah satu faktor yang sanggup meningkatkan sebuah kinerja perusahaan atau intansi. Dengan kata lain semangat tersebut sanggup diartikan sebagai motivasinya dalam bekerja (motivasi kerja). Motivasi kerja sangat diharapkan hal ini akan membuat suatu kinerja di organisasi sanggup menjadi lebih baik. Motivasi kerja yang tinggi akan banyak menghipnotis perkembangan dan kemajuan suatu organisasi, begitupun sebaliknya organisasi yang motivasi kerja anggotanya lemah sudah dipastikan organisasi tersebut akan mengalami stagnan bahkan kemunduran. Maka dari itu akan membahas hal di atas secara mendalam supaya menjadi pelengkap refrensi ilmu bagi kita semua. Berikut pembahasaanya pada goresan pena di bawah ini.

 karyawan atau pegawai harus mempunyai semangat dalam bekerjanya Pengertian Motivasi Kerja, Faktor-faktor, dan Cara Meningkatkan Motivasi (Motivation) Kerja
Work Motivation
Baca juga: Mengenal Pola Asuh yang Baik dan Sehat Bagi Anak

Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi merupakan suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melaksanakan serangkaian aktivitas yang mengarah ketercapainya tujuan tertentu, kalau brrhasil dicapai, akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut (Munandar, 2010). Motivasi merupakan sumbangan atau penimbulan motif, dan hal atau keadaan yang menjadikan motif, jadi motivasi kerja merupakan sesuatu yang menjadikan semangat atau dorongan kerja, dimana kuat atau lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut memilih besar kecil prestasi (Wexley dan Yukl dalam As’ad, 2002).

Motivasi yakni karakteristik psikologis pada aktifitas insan untuk memberi bantuan berupa tingkat janji seseorang termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laris insan dalam arah tekad tertentu untuk mencapai keinginan. Aktifitas yang dilakukan yakni aktifitas yang bertujuan supaya terpenuhi keinginan individu. Menurut Siagian (2011), mendefinisikan motivasi kerja sebagai daya dorong bagi seseorang untuk memperlihatkan bantuan yang sebesar-besarnya demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya, dengan pengertian bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan. Sementara Robbins (2008) menyampaikan motivasi kerja sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan–tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya tersebut untuk memenuhi suatu kebutuhan individu.

Motivasi kerja merupakan suatu modal dalam menggerakkan dan mengarahkan para karyawan atau pekerja supaya sanggup melaksanakan tugasnya masing–masing dalam mencapai sasaran dengan penuh kesadaran, kegairahan dan bertanggung jawab (Hasibuan, 2008).

Berdasarkan uraian di atas, sanggup disimpulkan bahwa motivasi kerja yakni suatu daya aktivis yang bisa membuat kegairahan kerja dengan membangkitkan, mengarahkan, dan berperilaku kerja serta mengeluarkan tingkat upaya untuk memperlihatkan bantuan yang sebesar besarnya demi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Siagian faktor yang menghipnotis motivasi kerja seseorang sanggup diketahui menurut karakteristik dari individu yang bersifat khas yang terdiri dari delapan faktor yaitu:

a. Karakteristik biografi yang meliputi:

1) Usia, hal ini penting lantaran usia mempunyai kaitan yang dekat dengan banyak sekali segi kehidupan organisasional. Misalnya kaitan usia dengan tingkat kedewasaan teknis yaitu ketrampilan tugas.

2) Jenis kelamin, lantaran terperinci bahwa implikasi jenis kelamin para pekerja merupakan hal yang perlu mendapat perhatian secara masuk akal dengan demikian perlakuan terhadap merekapun sanggup diubahsuaikan sedemikian rupa sehingga mereka menjadi anggota organisasi yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

3) Status perkawinan, dengan status ini secara tidak eksklusif sanggup memperlihatkan petunjuk cara, dan teknik motivasi yang cocok dipakai bagi para pegawai yang telah menikah dibandingkan dengan pegawai yang belum menikah.

4) Jumlah tanggungan, dalam hal ini jumlah tanggungan seorang seorang pencari nafkah utama keluarga yakni semua orang yang biaya hidupnya tergantung pada pencari nafkah utama tersebut, tidak terbatas hanya pada istri atau suami dan anak–anaknya.

5) Masa kerja, dalam organisasi perlu diketahui masa kerja seseorang lantaran masa kerja seseorang merupakan satu indikator kecenderungan para pekerja dalam banyak sekali segi organisasional menyerupai ; produktivitas kerja dan daftar kehadiran. Semakin usang seseorang bekerja ada kemungkinan untuk mereka absen atau tidak masuk kerja disebabkan lantaran kejenuhan.

b. Kepribadian
Kepribadian seseorang juga sanggup dipengaruhi motivasi kerja seseorang lantaran kepribadian sebagai keseluruhan cara yang dipakai oleh seseorang untuk bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.

c. Persepsi
Interpretasi seseorang perihal kesan sensorinya mengenai lingkungan sekitarnya akan sangat kuat pada sikap yang pada gilirannya memilih faktor-faktor yang dipandangnya sebagai faktor organisasional yang kuat.

d. Kemampuan belajar
Belajar yakni proses yang berlangsung seumur hidup dan tidak terbatas pada pendidikan formal yang ditempuh seseorang diberbagai tingkat forum pendidikan. Salah satu bentuk konkret dari telah belajarnya seseorang yakni perubahan dalam persepsi, perubahan dalam kemauan, dan perubahan dalam tindakan.

e. Nilai-nilai yang dianut
Sistem nilai pribadi seseorang biasanya dikaitkan dengan sistem nilai sosial yang berlaku di banyak sekali jenis masyarakat dimana seseorang menjadi anggota.

f. Sikap
Sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap objek tertentu, orang tertentu atau kejadian tertentu. Artinya sikap merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu.

g. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja yakni sikap umum seseorang yang positif terhadap kehidupan organisasionalnya.

h. Kemampuan
Kemampuan sanggup digolongkan atas dua jenis yaitu kemampuan fisik dan kemampuan intelektual. Kemampuan fisik meliputi kemampuan seseorang dalam menuntaskan tugas–tugas yang bersifat teknis, mekanistik dan repetatif, sedangkan kemampuan intelektual meliputi cara berfikir dalam menghadapi masalah.

Menurut teori kaitan imbalan dengan prestasi (Siagian, 2011), motivasi seorang karyawan sangat dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, baik faktor yang internal maupun eksternal, sebagai berikut:

a. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri karyawan antara lain: persepsi, harga diri, impian pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja, prestasi kerja yang dihasilkan.

b. Faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri karyawan antara lain: jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung, organisasi kawasan bekerja, situasi lingkungan pada umumnya, sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

Interaksi positif antara kedua kelompok tersebut pada umumnya menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi. Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2010), bahwa karyawan termotivasi untuk bekerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu:

a. Faktor intrinsik yaitu faktor daya dorong yang timbul dari dalam diri masing–karyawan, berupa:

1) Pekerjaan itu sendiri (the work it self)
Berat ringannya tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya.

2) Kemajuan (advancement)
Besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja berpeluang maju dalam pekerjaannya menyerupai naik pangkat.

3) Tanggung jawab (responsibility)
Besar kecilnya yang dirasakan terhadap tanggung jawab diberikan kepada seorang tenaga kerja.

4) Pengakuan (recognition)
Besar kecilnya akreditasi yang diberikan kepada tenaga kerja atas hasil kerja.

5) Pencapaian (achievement)
Besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja tinggi.

b. Faktor ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang tiba dari luar diri seseorang terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Faktor ekstrinsik ini meliputi :

1) Administrasi dan kebijakan perusahaan
Tingkat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja terhadap semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan.

2) Penyeliaan
Tingkat kewajaran penyelia dirasakan yang oleh tenaga kerja

3) Gaji
kewajaran honor yang diterima sebagai imbalan terhadap kiprah pekerjaan.

4) Hubungan antar pribadi
Tingkat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi antar tenaga kerja lain.

5) Kondisi kerja
Tingkat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan kiprah pekerjaan–pekerjaannya.

Apabila faktor intrinsik tersebut ada, sanggup memberi tingkat motivasi yang kuat dan kepuasan dalam diri seseorang, namun kalau faktor ini tidak ada, maka menjadikan rasa ketidakpuasan. Sementara faktor ekstrinsik tersebut ada, tidak perlu memberi motivasi, tetapi kalau tidak ada sanggup menjadikan tidak puas. Menurut Rowland & Rowland (dalam Nursalam, 2002), dalam meningkatkan kepuasan karyawan didasarkan pada faktor-faktor motivasi, yang meliputi:

a. Keinginan untuk peningkatan.
b. Percaya bahwa honor yang didapat sudah mencukupi
c. Memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai yang diperlukan.
d. Umpan balik.

Cara Meningkatkan Motivasi Kerja

Ada dua cara pokok seorang pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja (Munandar, 2010), yaitu:

a. Bekerja keras

Dengan memaksakan tenaga kerja untuk bekerja keras atau dengan memperlihatkan ancaman, sanggup membuat tenaga kerja, kalau tidak sanggup menghindarkan diri dari situasi yang mengancam tersebut, akan bekerja keras. Misalnya atasan ingin menegakkan disiplin kerja sehingga menuntuk bawahannya tiba sempurna waktu dan tampak selama jam-jam kerja terus melaksanakan kiprah mereka hingga berakhirnya jam kerja mereka, serta mengancam akan menghukum mereka yang sekian kali tidak tiba sempurna pada waktunya, atau yang tampak malas pada pekerjaannya. Jika bawahan merasa tidak sanggup keluar dari perusahaannya (karena banyak penangguran sehingga sulit sekali mendapat pekerjaan baru), maka ia akan berusaha akan selalu tiba sempurna pada waktunya dan akan tampak bekerja selama jam-jam kerja.

b. Memberi tujuan yang bermakna

Bersama-sam dengan tenaga kerja yang bersangkutan ditemukan tujuan-tujuan yang bermakna, sesuai dengan kemampuannya, yang sanggup dicapai melalui prestasi kerjanya yang tinggi. Misalnya tenaga kerja mengharapkan bisa mencicil rumah untuk dirinya sesudah bekerja lima tahun pada perusahaan. Cicilan setiap bulannya tidak memberatkannya dan akan selesai dalam 10 tahun. Jika kebijakan perusahaan memungkinkan, maka ia akan bekerja dengan motivasi kerja yang tinggi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian Motivasi Kerja, Faktor-Faktor, Dan Cara Meningkatkan Motivasi (Motivation) Kerja"

Post a Comment