Baca juga: Cari Tahu Tentang Apa itu Autisme?
Pengertian Pola Asuh
Pola asuh orang renta berdasarkan Gunarsa (2000) merupakan pola interaksi antara anak dengan orang renta yang meliputi bukan hanya pemenuhan fisik dan psikologis tetapi juga norma-norma yang berlaku di masyarakat biar sanggup hidup selaras dengan lingkungan.Hetherington & Whiting (1999) mendefinisikan pola asuh sebagai proses interaksi total antara orang renta dengan anak, ibarat proses pemeliharaan, pemberian makan, membersihkan, melindungi dan proses sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar. Orang renta akan menerapkan pola asuh yang terbaik bagi anaknya dan orang renta akan menjadi pola bagi anaknya.
Menurut Wahyuning (2003) pola asuh ialah seluruh cara perlakuan orang renta yang ditetapkan pada anak, yang merupakan potongan penting dan fundamental menyiapkan anak untuk menjadi masyarakat yang baik. Pengasuhan anak menunjuk pada pendidikan umum yang ditetapkan pengasuhan terhadap anak berupa suatu proses interaksi orang renta (sebagai pengasuh) dan anak (sebagai yang diasuh) yang meliputi perawatan, yang mendorong keberhasilan dan melindungi maupun sosialisasi yang mengajarkan tingkah laris umum yang diterima oleh masyarakat.
Menurut Hersey & Blanchard memandang pola asuh sebagai suatu bentuk dari kepemimpinan. Kepemimpinan ialah suatu proses menghipnotis seseorang oleh orang lain, dalam hal ini tugas kepemimpinan orangtua ialah ketika mereka mencoba memberi efek yang kuat pada anaknya.
Berdasarkan paparan di atas sanggup disimpulkan bahwa pola asuh merupakan pola interaksi antara anak dengan orang renta yang meliputi bukan hanya pemenuhan fisik dan psikologis tetapi juga norma-norma yang berlaku.
Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua
Ada tiga jenis pola asuh berdasarkan Gunarsa (2000) yaitu:1) Pola asuh absolut di mana orang renta membatasi dan menghukum, menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua.
2) Pola asuh otoritatif yaitu pola asuh yang mendorong belum dewasa biar berdikari tetapi masih memutuskan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka.
3) Pola asuh permisif di mana orang renta sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak.
Menurut Baumrind (1999) ada empat macam pola asuh yang diterapkan oleh orang renta yaitu:
1) Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis ialah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang renta dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannnya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang renta tipe ini juga bersifat realitas terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang renta tipe ini juga menawarkan kebebasan pada anak untuk menentukan dan melaksanakan suatu tindakan dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.2) Pola asuh otoriter
Pola asuh absolut cenderung memutuskan standar yang mutlak harus dituruti biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Pola asuh ini juga cenderung membatasi sikap kasih sayang, sentuhan dan kelekatan emosi orang renta pada anak sehingga antara orang renta dan anak seakan mempunyai dinding pembatas yang memisahkan si absolut (orang tua) dengan si patuh (anak).3) Pola asuh permisif
Pola asuh permisif atau pemanja biasanya menawarkan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup dari orang tua. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anaknya apabila anak sedang dalam ancaman dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh orang tua. Orang renta ibarat ini bisanya bersifat hangat sehingga seringkali disukai anak.4) Pola asuh penelantar
Orang renta tipe ini biasanya menawarkan waktu dan biaya yang sangat minim untuk anak-anaknya. Waktu mereka banyak dipakai untuk keperluan pribadi mereka, ibarat bekerja dan juga adakala biayapun sangat dihemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini ialah sikap penelantar secara fisik atau psikis pada ibu yang depresi biasanya tidak bisa menawarkan perhatian secara fisik maupun psikis anaknya.Menurut Maccoby & Martin menambahkan satu jenis pola asuh lagi dengan pola asuh uninvolved:
1) Authoritative
Dicirikan dengan adanya tuntutan dari orangtua yang disertai dengan komunikasi terbuka antara orangtua dan anak, mengharapkan kematangan sikap pada anak disertai dengan adanya kehangatan dari orangtua.2) Authoritarian
Dicirikan dengan orangtua yang selalu menuntut anak tanpa memberi kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya, tanpa disertai dengan komunikasi terbuka antara orangtua dan anak juga kehangatan dari orang tua.3) Permissive
Dicirikan dengan orangtua yang terlalu membebaskan anak dalam segala hal tanpa adanya tuntutan ataupun kontrol, anak diperbolehkan untuk melaksanakan apa saja yang diinginkannya.4) Uninvolved
Dicirikan dengan orang renta yang bersikap mengabaikan dan lebih mengutamakan kebutuhan dan keinginan orangtua daripada kebutuhan dan keinginan anak, tidak adanya tuntutan, larangan ataupun komunikasi terbuka antara orang renta dan anak.Berdasarkan paparan di atas sanggup disimpulkan jenis-jenis pola asuh orangtua meliputi pola asuh authoritative, pola asuh authoritarian, pola asuh permissive, dan pola asuh uninvolved.
Prinsip Pengasuhan
Menurut Stewart dan Koch (dalam Tarmudji, 2000) ada sepuluh prinsip pengasuhan anak yang harus diperhatikan oleh orang tua, yaitu:1) Perhatian
Diperlukan perhatian yang cukup dan konsisten dari kedua orang renta dalam interaksi rutin sehari-hari, adanya kualitas waktu yang menciptakan anak merasa berharga serta memenuhi kebutuhan akan perhatian merupakan komponen penting untuk mengembangkan rasa harga diri dan ikatan keluarga yang kuat.2) Pengertian
Adanya saling percaya antara anak dan orang renta sehingga anak berani menceritakan persoalan apapun. Memahami perasaan anak merupakan dasar yang kuat untuk menghipnotis pertumbuhan emosi. Kesediaan untuk mendengar dan berempati buka jendela hati, sanggup memahami apa yang diharapkan anak dari orang renta untuk mengatasi masalahnya, menawarkan tunjangan ketika anak merasa tidak aman, membantu berfikir jernih ketika menghadapi hal yang membingungkan, menawarkan bimbingan dan disiplin ketika menemui kesulitan untuk mengendalikan diri.3) Ekspresi cinta
Tunjukan ekspresi cinta secara langsung, rasa senang, gembira dan dukungan, perasaan dicintai akan membangkitkan emosi konkret di otak, serta besar lengan berkuasa pada kemampuan untuk mencicipi kebahagiaan di kemudian hari.4) Inklusi
Sense of belongingness dalam keluarga, perasaan puas ketika dibutuhkan oleh orang lain, beri tanggung jawab rumah tangga, libatkan dalam pengambilan keputusan serta keadilan untuk mengambil tugas sosial.5) Konfirmasi
Akui bahwa mengekspresikan emosi negatif ialah hal wajar, pahami penyebabnya, dan biarkan anak berekspresi secara bebas dengan cara yang tepat. Melarang segala bentuk emosi negatif justru akan mengembangkan sikap meledak-ledak dan pendedam.6) Peraturan dan batasan
Firm, flexible, kind (batasan fisik dan psikologis), lingkungan yang teratur dan konsisten mengembangkan rasa aman, percaya diri, dan rasa memiliki/dimiliki, terlalu permisif, insecure dan self esteem rendah alasannya tidak ada kebebasan untuk mengandalkan kemampuan sendiri, batasan yang terang dan masuk nalar disampaikan secara baik dan terbuka untuk didiskusikan lebih gampang diterima dan dipahami anak dan mempunyai dampak yang konkret untuk perkembangan mental dan sosial.7) Beri contoh
Orang renta merupakan panutan, penerapan “do as I say, not as I do” ialah salah, konsistensi antara apa yang diucapkan dengan yang dilakukan alasannya anak memalsukan apa yang dilakukan, bukan melaksanakan apa yang diperintahkan atau dikatakan.8) Berbagi power
Anak akan memakai power untuk memperoleh kebebasan mencapai kemandirian, ini merupakan hal yang normal pada orang dewasa, kerjasasama, perundingan dan adanya structured choice.9) Tunjukkan cita-cita yang tinggi dan realitas (high expectation)
Adanya goal setting, self motivation, aspira yang realitas alasannya terlalu tinggi akan merusak optimisme dan hannya menyenangkan orang renta sedangkan jika terlalu rendah akan menimbulkan motivasi untuk berprestasi rendah, hargai usahanya bukan hasil simpulan kemudian berikan kebanggaan yang realistis untuk mengembangkan kepercayaan diri dan rasa puas dengan kemampuan dirinya.10) Pemberdayaan diri orang tua
Jangan pernah menyampaikan “that’ s the way I am”, terlalu cepat mengalah dengan kemampuan diri akan ditiru oleh anak. Anak-anak mengharapkan orang tuanya tegar dan sehat, berikan pola dan berubah selagi bisa.Berdasarkan paparan di atas sanggup disimpulkan prinsip pengasuhan ialah perhatian, pengertian, ekspresi cinta, inklusi, konfirmasi, peraturan dan batasan, beri contoh, membuatkan power, tunjukan cita-cita yang tinggi dan realitas.
Dampak Pola Pengasuhan Orangtua
Menurut Baumrind dampak pola asuh yaitu:1) Dampak pola asuh demokratis, pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik belum dewasa yang mandiri, sanggup mengontrol diri, mempunyai relasi baik dengan teman-temannya, bisa menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, dan kooperatif terhadap orang lain.
2) Dampak pola asuh otoriter, pola asuh absolut akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma-norma, berkepribadian lemah, cemas dan terkesan menarik diri.
3) Dampak pola asuh permisif, pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik belum dewasa yang impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial dan kurang percaya diri.
4) Dampak pola asuh penelantar, pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak yang moody, impulsif, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, self esteem (harga diri) yang rendah, sering mangkir dan sering bermasalah dengan teman-temannya.
Baumrind membedakan dampak pola asuh menjadi empat, yakni:
1) Pola asuh authoritarian
Anak dari pola asuh ibarat ini biasanya mempunyai kecenderungan moody, murung, ketakutan, kesedihan dan tidak spontan. Anak juga menggambarkan kecemasan dan rasa tidak kondusif dalam relasi dengan sahabat sebaya dan memperlihatkan kecenderungan bertindak keras ketika tertekan dan mempunyai harga diri yang rendah.2) Pola asuh authoritative
Anak yang mempunyai pola asuh ibarat ini tergolong sebagai anak yang ceria, cenderung kompeten secara sosial, enerjik, erat dan mempunyai keingintahuan yang besar, sanggup mengontrol diri, mempunyai harga diri yang tinggi serta mempunyai prestasi yang tinggi.3) Pola asuh permissive
Anak dari pola asuh ibarat ini tidak sanggup mengontrol diri sendiri, tidak mau patuh dan tidak terlibat dengan acara di kelas.4) Pola asuh tidak terlibat
Kegiatan pola asuh ini merupakan kegiatan pola asuh yang paling jelek dibandingkan kegiatan pola asuh yang lain dan merupakan suplemen dari ketiga kegiatan pola asuh yang lain. Jenis pola asuh ini tidak mempunyai kontrol orang renta sama sekali. Anak dari kegiatan pola asuh ibarat ini cenderung terbatas secara akademis dan sosial.Berdasarkan paparan di atas sanggup disimpulkan dampak pola pengasuhan orangtua ialah anak dari pola asuh authoritarian biasanya mempunyai kecenderungan moody, murung, ketakutan, kesedihan dan tidak spontan, anak dari pola asuh authoritative tergolong sebagai anak yang ceria, cenderung kompeten secara sosial, enerjik, anak dari pola asuh permissive tidak sanggup mengontrol diri sendiri, tidak mau patuh dan tidak terlibat dengan acara di kelas, sedangkan pola asuh dari tidak terlibat pola asuh anak cenderung terbatas secara akademis dan sosial.
Sekian artikel tentang Pengertian Pola Asuh - Mengenal Pola Asuh Orang Tua dari Jenis, Prinsip, dan Dampaknya. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Pengertian Contoh Bimbing - Mengenal Contoh Bimbing Orang Bau Tanah Dari Jenis, Prinsip, Dan Dampaknya"
Post a Comment