Desain Pra Dan Kuasi Eksperimen Dalam Penelitian

Desain Pra dan Kuasi Eksperimen dalam Penelitian - Artikel psikologi ini akan membahas wacana macam-macam desain penelitian eksperimen dan non eksperimental dalam penelitian. Dan untuk tambahannya akan ada bentuk ibarat apa desain eksperimen yang murni. Selamat membaca.

Desain Pra Eksperimen

Pra eksperimental menggambarkan desain penelitian pendahuluan atau bukan sebenarnya, desain ini belum sanggup dianggap sebagai eksperimen lantaran adanya kendala berupa hasil yang tidak memadai. Cook and Campbell dalam Rosleny (2013) menyampaikan bahwa desai praeksperimental tidak dilakukan dalam penelitian ilmu alam dan manusia.

L.R. Gay dalam Sevilla dalam Rosleny (2013), mengemukakan komparasi yang sederhana untuk mempertimbangkan penggunaan suatu desai eksperimen yaitu sebagai berikut:
  • Dari pilihan desain eksperimen semu dan desain eksperimen murni hendaknya peneliti menentukan desain eksperimen murni 
  • Dari pilihan desain eksperimen semu dan desain praeksperimen peneliti hendaknya menentukan desain eksperimen semu 
  • Dari pilihan desain praeksperimen dan tidak melaksanakan studi sama sekali, peneliti hendaknya menentukan untuk tidak melaksanakan sama sekali 

Pendapat diatas menegaskan bahwa desain praeksperimental bukanlah desain yang sempurna untuk dilakukan, bahkan tidak dilakukan sama sekali. Akan tetapi, tetap ada beberapa peneliti sosial yang memakai desai ini.

Tujuan dari pemaparan desain ini hanya untuk memperlihatkan pemahaman pada peneliti untuk berhati-hati menentukan desain lantaran sanggup jadi desain yang dipilih masih merupakan desain pra eksperimen.

Adapun macam praeksperimen yaitu:

1. Desain perlakuan tunggal (one shot case study)

Desain ini merupakan desain yang paling sederhana, sekelompok subjek diberikan perlakuan X, lalu dilakukan pengamatan O, dirumuskan sebagai berikut;

NonR (x) → O

Tidak ada variable noneksperimen yang dikendalikan, desain perlakuan tunggal ini bukan merupakan eksperimen.

Desain ini tidak memperlihatkan gosip apapun mengenai perlakuan lantaran subjek sebelum diberi perlakuan tidak diketahui (tidak ada randomisasi). Desain ini tidak sanggup mengontrol seluruh bahaya validitas internal, sehingga sanggup dikatakan tidak memilki validitas internal.

2. Desain perlakuan ulang (one group pre and posttest design)

Desain perlakuan ulang merupakan desain eksperimen yang hanya memakai satu kelompok subjek (kasus tunggal). Selain itu, pengukuran dilakukan sebelum dan setelah penelitian. Perbedaan kedua hasil pengukuran tersebut dianggap sebagai efek perlakuan. Rumusnya sebagai berikut;

NonR O1 → (x) O2

Dalam desain ini perlakuan ulang terdapat pretes dan posttest, sehingga desain ini lebih baik dibandingkan dengan desain perlakuan tunggal. Akan tetapi, validitas penelitian ini masih lemah lantaran hanya sedikit sumber invaliditas yang diketahui dan dikendalikan. Sumber validitas yang tidak dikendalikan atara lain drop out subjek, seleksi diferensial, historis, kematangan. Perbedaan yang muncul pada hasil pretes dan postes kemungkinan dari faktor lain.

3. Desain perlakuan statis (static group comparation)

Desain ini memakai dua kelompok subjek akan tetapi tidak melaksanakan pengukuran berulang. Satu kelompok subjek diberi perlakuan dan satu lagi tidak diberi perlakuan. Pembagian kelompok tidak dilakukan secara randomisasi. Pengaruh perlakuan dinilai dari perbedaan hasil pengukuran antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Non R (x) → O1

Non R (-) → 02

Model desain eksperimen perlakuan statis sumber-sumber invaliditas yang sanggup dikendalikan hanya sebagian. Model desain ini masih lemah masih banyak sumber invaliditas yang tidak diketahui dan dikendalikan. Kelemahan utama ialah homogenitas dari pesert tidak diketahui.
Desain Pra dan Kuasi Eksperimen dalam Penelitian Desain Pra dan Kuasi Eksperimen dalam Penelitian
image source: corruptionresearchnetwork(dot)org
Baca juga: Penggunaa Placebo dan Etika dalam Penelitian

Desain Kuasi Eksperimen

Disebut juga eksperimen semu. Dalam desain ini, desain ini ming enggunakan kelompok pembanding untuk mengetahui efek perlakuan.

Desain ini direkomendasikan untuk penelitian pada insan dan sering dipilih dalam penelitian psikologi.

1. Desain Eksperimen Ulang Non-Random (non random pretest posttest control group design)

Dilakukan dengan mekanisme pinjaman pretes sebelum perlakuan dan posttest setelah perlakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol, kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Sampel tidak ditetapkan dengan randomisasi.

Non R O1 (X) → O2
_________________

Non R O3 (-) → O4

Sumber invaliditas yang tidak sanggup dikendalikan adala statistic regresi yaitu interaksi uji awal dengan perlakuan dan interaksi seleksi dengan perlakuan. Model statistic yang dipakai analisis kovarian antara hasil uji final dengan hasil uji awal sebagai kovariabel, citra berikut;

Non R O1 (X) → O1
_________________

Non R O3 (-) → O2

2. Desain Eksperimen Seri (equivalent time samples design)

Desain eksperimen dilakukan menurut satu seri pengukuran variable terikat terhadap suatu kelompok subjek.

Non R O1 > O2 → O3 → (x) → O4 → O5 → O6

Pengukuran ganda untuk mencegak terjadinya invaliditas lantaran faktor kematangan subjek, pengujian, dan regresi statistic. Kelemahan desain ini bukan lantaran pengukurannya tetapi lantaran faktor lain yaitu histori, instrumentasi (alat ukur sama), dan interaksi uji.

3. Desain eksperimen seri ganda

Desain eksperimen ini sangat berperan dalam mengendalikan sumber-sumber invaliditas penelitian.

Non R O1 → O2 → O3 → (x) → O4 → O5 → O6
_____________________________________________

Non R O7 → O8 → O9 → (x) → O10 → O11 → O12

Adapun sumber invaliditas penelitian ialah interaksi uji awal dengan perlakuan, interaksi seleksi dengan perlakuan.

4. Desain bergilir

Atau desain berimbang merupakan desain yang menguji coba subjek-subjek pada perlakuan, tetapi dalam rangkaian yang berbeda. Desain ini hanya memakai pasca tes dan tidak ada pretest.

Tiga pembagian terstruktur mengenai yang dipakai yaitu:
  • Kelompok 
  • Waktu 
  • Perlakuan 

Secara skematis, desain ini sebagai berikut:

Non R X1 O → X2 O → X­3O → X4O

Non R X2 O → X4 O → X­1O → X3O

Non R X3 O → X1 O → X­4O → X2O

Non R X4 O → X3 O → X­2O → X1O

Kelemahan desain ini ada perlakuan ganda sehingga dimungkinkan adanya pencemaran dari perlakuan yang lain.

5. Desain eksperimen sampel seri

Desain yang memperlihatkan perlakuan pada subjek tidak terus menerus perlakuan X1, kadang kadang ada X1, kadang tidak ada perlakuan X0.

Secara sistematis digambarkan sebagai berikut:

Non R (X1 → O) → (X0 → O) → (X1 → O) → (X0 → O)

Pengaruh perlakuan sanggup diketahui dengan menghitung rata-rata hasil observasi tanpa perlakuan.

Dalam Shadis, Cook, and Campbel (2002), macam desain eksperimen semu ditinjau dari penggunaan pretest dan penggunaan kelompok kontrol

a. Tanpa kelompok kontrol
Desain tanpa kelompok kontrol meliputi:

1) The One -Group Posttest-Only Design

X O1

2) The One –Group Posttest-Only Design with multiple subtantive Posttest

X1 { O1A O1B …… O1N }

3) The One-Group Pretest-Posttest Design

O1 X O2

4) The One-Group Pretest-Posttest Design Using a double Pretest

O1 O2 X O3

5) The One-Group Pretest-Posttest Design Using Nonequivalent Dependent Variable

{O1A,O1B} X {O2A,O2B}

6) The Removed-Treatment Design

O1 X O2 O3 X O4

7) The Repeated-Treatment Design

O1 X O2 X O3 X O4
b. Dengan kelompok kontrol, tanpa pretest
Desain ini meliputi;

1) Posttest-Only Design With Nonequevalent Groups

NR X O1
________

NR O2

2) Posttest-Only Design Using an Independent Pretest Sample

NR O1 X O2
___________

NR O1 O2

3) Postest-Only Design Using Proxy Pretest

NR OA1 X OB2
______________

NR OA1 OB2

Desain Eksperimen Murni

Desain eksperimen murni merupakan desain yang ideal untuk mempelajari hubungan lantaran akhir lantaran hamper semua sumber invaliditas sanggup dikontrol.

Ciri khas eksperimen murni ialah pengelompoikan subjek dilakukan dengan teknik random sehingga apabila subjek memenuhi syarat secara metodologis semua variable luar terdistribusi secara merata pada kelompok perlakuan dan kontrol.

Adapun desain yang digunakan;

1. Desain eksperimen sederhana (posttest only control group design)

Desain ini paling sederhana tetapi cukup kuat.

Subjek dibagi ke dalam 2 kelompok atau lebih secara random dan dilakukan pengukuran di final perlakuan.

Perbandingan hasil observasi antara kedua pengukuran memperlihatkan efek perlakuan.

R (X) → O1
__________

R (-) → O2

Keunggulan desain ini secara teoritis variable luar dan invaliditas lain terkendali. Model analisis data memakai uji t.

2. Desain Eksperimen Ulang ((pretest-postest control group design)

Dilakukan dengan pengukuran atau observasi sebelum perlakuan dan setelah perlakuan.

(M) R O1 → (X) → O2
_____________________

(M) R O3 → (-) → O4
R ialah randon assignment dan M merupakan perjodohan atau matching variable-variabel yang sesuai bila diperlukan. O ialah observasi atau pengukuran.

Sumber invaliditas yang tidak terkendali hanya interaksi uji awal dengan perlakuan.

3. Desain eksperimen Solomon (Solomon for group design)

Desain ini merupakan pengembangan dari 2 desain eksperimen sebelumnya yaitu desai eksperimen sederhana dan desai eksperimen ulang.

Desain ini membagi subjek ke dalam 4 kelompok secara random. Kelompok pertama dan kedua diberikan uji awal , kelompok ketiga dan empat tidak diberikan uji awal.

RO1 → (X) → O2

RO3 → (-) → O4

R → (X) → O5

R → (X) → O6

Asumsi dari desain ini ialah hasil pengukuran semua kelompok ialah sama. Dengan desai ini sanggup diketahui ada atau tidak efek pengukuran awal, maturasi, dan historis.

Dalam Shadis, Cook, and Campbel (2002), macam desain eksperimen murni mencakup beberapa desain berikut;

1) Control Group Design with dependent prettest and posttest samples

R O1 X O2
__________

R O1 O2

2) Control Group Design with dependent prettest and posttest samples using a double pretest

R O1 O2 X O3
_____________

R O1 O2 O3

3) Control Group Design with dependent prettest and posttest samples using switching replication

R O1 x O2 O3
_____________

R O1 O2 x O3

4) Control Group Design with dependent prettest and posttest samples using reversed treatment control group (mengganti perlakuan kelompok kontrol dengan perlakuan berlawanan dengan kelompok eksperimen)

R O1 X+ O2
____________

R O1 X- O2

Sekian artikel wacana Desain Pra dan Kuasi Eksperimen dalam Penelitian. Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Desain Pra Dan Kuasi Eksperimen Dalam Penelitian"

Post a Comment