Kecerdasan: Pengertian Dan Bentuk Kecerdasan Beragam (The Multiple Intelligences)

Kecerdasan: Pengertian dan Bentuk Kecerdasan Majemuk (The Multiple Intelligences) - Setiap insan mempunyai kecerdasannya masing-masing. Dalam psikologi ada cara pengukuran tersendiri dalam mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Kecerdasan mempunyai bermacam-macam bentuk dan pengertiannya masing-masing berdasarkan para ahli. Dalam artikel ini pembahasan akan dilakukan seputar kecerdasan dengan lengkap. Dengan adanya goresan pena di bawah ini diharapkan anda sanggup memahami kecerdasan dan bentuk kecerdasan beragam (the multiple intelligences).
 Pengertian dan Bentuk Kecerdasan Majemuk  Kecerdasan: Pengertian dan Bentuk Kecerdasan Majemuk (The Multiple Intelligences)
Kecerdasan Majemuk
Baca juga: Perilaku Bolos Sekolah dari Sisi Pandang Psikologi

Pengertian Kecerdasan

Sebelum membahas lebih jauh perihal training kecerdasan, maka diawali dengan membahas perihal pengertian dari kecerdasan itu sendiri. Gardner (dalam Hoer, 2007) menyatakan kecerdasan sebagai kemampuan untuk menuntaskan dilema atau membuat sesuatu yang bernilai dalam suatu budaya. Berangkat dari definisi tersebut, Gardner (2003) telah menyebarkan seperangkat kriteria untuk memilih serangkaian kecakapan yang membangun kecerdasan. Kriteria ini difokuskan pada menuntaskan dilema dan membuat produk, dan didasarkan pada pondasi biologis dan aspek psikologis dari kecerdasan.

Menurut Wechsler (dalam Suryabrata, 2005), kecerdasan yaitu suatu kecakapan menyeluruh dari individu untuk bertidak secara terarah, berpikir secara rasional dan bekerjasama dengan lingkungan secara sempurna guna. Perkembangan intelegensi atau kecerdasan terutama terjadi pada masa kanak-kanak, perubahan itu berlangsung dengan cepat hingga umur 15 tahun, dan setelah itu berlangsung dengan lambat.

Kecerdasan berdasarkan Santrock (2007) yaitu keahlian memecahkan dilema dan kemampuan untuk menyesuaikan diri pada pengalaman dan berguru dari pengalaman hidup sehari-hari.

Berdasarkan beberapa pemaparan di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa kecerdasan yaitu kemampuan/keahlian individu secara menyeluruh untuk mengendalikan kehidupannya dengan cara membuat sesuatu yang mempunyai nilai, memecahkan masalah, menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan bisa berguru dari pengalaman hidup sehari-hari.

Bentuk-bentuk Kecerdasan Majemuk (The Multiple Intelligences)

Teori Kecerdasan Majemuk (The Multiple Intelligences) mengatakan pendekatan pragmatis pada bagaimana cara mendefenisikan kecerdasan dan mengajarkan perihal manfaat kelebihan siswa dan membantu siswa dalam belajar.

Teori kecerdasan Gardner disebut dengan Teori Kecerdasan Majemuk (The Multiple Intelligences) di mana merupakan sebuah model yang mengatakan untuk bertindak sesuai dengan yang diyakini banyak orang: semua anak mempunyai kelebihan. Gardner (2003) menolak perkiraan bahwa, kognisi insan merupakan satu kesatuan dan individu hanya mempunyai kecerdasan tunggal, meskipun sebagian besar individu memperlihatkan penguasaan seluruh spektrum kecerdasan, namun tiap individu mempunyai tingkat penguasaan yang berbeda. Individu mempunyai beberapa kecerdasan, dan kecerdasan-kecerdasan tersebut bergabung menjadi satu kesatuan membentuk kemampuan pribadi yang cukup tinggi.

Gardner (2003) mengatakan definisi perihal kecerdasan sebagai:
a. Kecakapan untuk memecahkan dilema yang dihadapi dalam kehidupan

b. Kecakapan untuk menyebarkan dilema gres untuk dipecahkan

c. Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melaksanakan sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupannya

Definisi-definisi tersebut dilandasi oleh pandangan Gardner yang didasarkan atas teori Teori Kecerdasan Majemuk (The Multiple Intelligences).

Menurut Gardner (2003) ada delapan macam kecerdasan:

a. Kecerdasan Bahasa (verbal-linguistic intelligence)

Merupakan kecakapan berpikir melalui kata-kata, memakai bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks. Intinya lebih menekankan pada kepekaan terhadap makna dan susunan kata (proses verbal).

Kecerdasan bahasa merupakan kecerdasan yang konsisten dengan pendirian psikologi tradisional, dan telah dibuktikan Gardner secara empiris. Bakat linguistik bersifat universal, dan perkembangannya pada bawah umur sangat mengagumkan dan hal ini terjadi hampir pada semua budaya. Bahkan dalam populasi orang tuli dengan bahasa tanda manual tidak diajarkan secara nyata, bawah umur sering menemukan bahasa manual mereka sendiri dan menggunakannya secara sembunyi-sembunyi. Kemudian Gardner (2003) menyimpulkan bahwa bagaimana kecerdasan sanggup beroperasi secara tidak tergantung pada input indera spesifik atau saluran output.

b. Kecerdasan Logika Matematika (logical-mathematical intelligence)

Kecakapan untuk menghitung, mengkuantitatif, merumuskan proposisi dan hipotesis, serta memecahkan perhitungan matematis yang kompleks. Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk menangani relevansi/ argumentasi serta mengenali teladan dan urutan (mengoperasikan angka-angka dan hitungan).

Bersama dengan keterampilan berbahasa, penarikan kesimpulan budi matematika menjadi prinsip dasar untuk tes IQ. Bentuk kecerdasan ini telah banyak diselidiki hebat psikologi tradisional, dan merupakan tipe model orisinil dari “kecerdasan mentah” atau talenta menuntaskan dilema yang bertujuan penarikan kesimpulan. Hal tersebut mungkin ironis bahwa prosedur bahwasanya seseorang hingga pada penyelesaian untuk dilema budi matematika belum dipahami dengan baik.

c. Kecerdasan Musikal (musical intelligence)

Kecakapan untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada, menghargai bentuk-bentuk ekspresi musik.

Musik sepertinya mempunyai tugas menyatukan yang penting dalam masyarakat di zaman watu (Paleolitikum). Bukti dari banyak sekali budaya mendukung pengertian bahwa musik merupakan talenta universal. Penelitian mengenai perkembangan balita mendukung bahwa terdapat kemampuan menghitung “baku” di kala balita. Akhirnya, notasi musik menyediakan sistem simbol yang sanggup diakses. Secara singkat, bukti mendukung interpretasi kemampuan musik sebagai kecerdasan berasal dari banyak sekali sumber berbeda, meskipun keterampilan musik pada umumnya tidak dianggap keterampilan intelektual ibarat matematika, keterampilan ini memenuhi kriteria (Gardner, 2003).

d. Kecerdasan Kinestesis Tubuh (kinesthetic intelligence)

Kecakapan melaksanakan gerakan dan keterampilan kecekatan fisik ibarat dalam olah raga, atletik, menari dan kecekatan tangan. Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memakai tubuh dengan terampil dan memegang objek dengan cakap.

Kemampuan melaksanakan gerakan ketika diarahkan untuk melaksanakan demikian sanggup dirusak bahkan pada individu yang sanggup melaksanakan gerakan yang sama secara impulsif atau bukan secara sengaja. Apraxia (kehilangan kemampuan melaksanakan gerakan yang terkoordinasi) spesifik menyusun satu lini bukti untuk kecerdasan gerakan badan.

Perhatian pada keterampilan gerakan tubuh sebagai “penyelesaian masalah” mungkin kurang intuitif. Pasti melaksanakan urutan menggandakan atau memukul bola tenis bukan menuntaskan persamaan matematika dan memang kemampuan memakai tubuh seseorang untuk menyatakan emosi atau untuk membuat produk gres merupakan bukti dari sifat kognitif dari penggunaan tubuh (Gardner, 2003).

e. Kecerdasan Ruang Visual (visual-spatial intelligence)

Kecakapan berpikir dalam ruang tiga dimensi, merupakan kemampuan untuk mengindera dunia secara akurat dan membuat kembali atau mengubah aspek-aspek dunia tersebut (menguasai bentuk-bentuk tiga dimensi). Menyelesaikan dilema ruang dibutuhkan untuk navigasi dan dalam penggunaan sistem pencatatan peta. Jenis lain dari menuntaskan dilema ruang ditunjukkan dalam visualisasi benda yang dilihat dari sudut berbeda dan dalam permainan catur. Seni visual juga memanfaatkan kecerdasan ini dalam memakai ruang.

f. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan Naturalis merupakan kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasi aneka spesies, tanaman dan fauna dalam lingkungan. Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam dan memahami sistem alam dan sistem buatan insan (ahli botani, hebat ekologi, hebat tanah).

g. Kecerdasan Interpersonal (interpersonal intelligence)

Kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain dengan tepat, watak, temperamen, motivasi dan kecenderungan terhadap orang lain. Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami orang lain dan membina hubungan dengan orang lain.

Kecerdasan Interpersonal dibangun antara lain atas kemampuan inti untuk mengenali perbedaan secara khusus, perbedaan dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan kehendak. Terdapat dalam bentuk yang lebih maju, kecerdasan ini memungkinkan orang cukup umur yang keterampilan membaca kehendak dan harapan orang lain, bahkan ketika harapan itu disembunyikan.

Bukti biologis untuk kecerdasan interpersonal mencakup dua faktor aksesori yang sering dikatakan khas untuk manusia. Faktor pertama yaitu masa bawah umur yang panjang dari primata, termasuk hubungan bersahabat dengan ibu. Kasus ibu yang dipisahkan dari anak semasa pertumbuhan awal, perkembangan interpersonal mengalami ancaman yang serius. Faktor kedua relatif penting dalam interaksi sosial insan dilihat dari kesatuan kelompok, kepemimpinan, organisasi, dan solidaritas berkembang secara alami.

h. Kecerdasan Intrapersonal (intrapersonal intelligence)

Kecerdasan Intrapersonal merupakan kemampuan mengakses kehidupan emosional diri sebagai sarana untuk memahami diri sendiri dan orang lain (spiritual dan mengendalikan emosi).

Kecerdasan intrapersonal mencakup pengetahuan aspek-aspek internal dari seseorang ibarat mengetahui keberadaan diri, rentang emosi diri, kemampuan untuk mempengaruhi diskriminasi diantara emosi dan pada kesudahannya member label pada emosi itu dan menggunakannya sebagai cara untuk memahami dan menjadi aliran tingkah laris sendiri. Seseorang dengan kecerdasan intrapersonal yang baik mempunyai model yang hidup dan efektif dari dirinya sendiri. Kecerdasan ini bersifat paling pribadi, dibutuhkan bukti dari kecerdasan bahasa, musik, atau beberapa bentuk ekspresi kecerdasan lain kalau peneliti ingin mendeteksinya ketika berfungsi.

Gardner menganjurkan penerapan model teorinya untuk bidang pendidikan akan tetapi Gardner mengatakan beberapa peringatan sebagai berikut (dalam Santrock, 2007):

a. Tidak ada alasan berasumsi bahwa setiap subjek sanggup diajari secara efektif dengan delapan cara yang berbeda untuk delapan tipe inteligensi

b. Tidak boleh berasumsi bahwa sudah cukup mengaplikasikan tipe inteligensi tertentu. Misalnya, dalam keahlian tubuh-kinestetik, gerakan otot secara acak tidak ada kaitannya dengan memperbesar keahlian kognitif.

c. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa yaitu mempunyai kegunaan untuk memakai satu tipe inteligensi sebagai kegiatan pendukung ketika individu mengerjakan kegiatan yang bekerjasama dengan tipe inteligensi yang berbeda. Misalnya, Gardner percaya bahwa memberi latar belakang musik ketika murid memecahkan soal matematika yaitu penyalahgunaan bentuk teorinya.

Berdasarkan paparan di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa bentuk-bentuk kecerdasan yang diungkapkan oleh Gardner (2003) ada delapan macam bentuk kecerdasan, yaitu : kecerdasan verbal, kecerdasan budi matematika, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetis tubuh, kecerdasan spasial (ruang visual), kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal.

Bentuk Pembinaan Kecerdasan

Berdasarkan pengertian kecerdasan berdasarkan Wechsler (dalam Suryabrata, 2005), maka training kecerdasan yaitu suatu perjuangan untuk mengarahkan dan meningkatkan kemampuan individu dalam bertindak atau bertingkah laris secara terarah, menyebarkan suatu teladan pikir yang lebih rasional dan bisa menjalin suatu hubungan dengan lingkungan secara sempurna dan memberi manfaat.

Bentuk training kecerdasan yang diberikan diturunkan dari Teori Kecerdasan Majemuk (multicultural) dari Howard Gardner (2003). Pembinaan kecerdasan (multiple intelligences) ini tidak menampilkan semua aspek kecerdasan, namun telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penelitian.

Materi Pembinaan untuk delapan kecerdasan yang diajukan oleh Gardner (Santrock, 2007), sebagai berikut:

a. Keahlian Verbal

Pembinaan dalam keahlian verbal dilakukan dengan cara mengatakan materi-materi yang bekerjasama dengan bahasa verbal dan tulisan, kosa kata, dan mendiskusikan suatu topik permasalahan dengan anggota kelompok.

b. Keahlian Matematika

Membina keahlian matematika dilakukan dengan cara menyebarkan pemahaman perihal angka-angka, bereksperimen angka, dan memainkan permainan budi matematika.

c. Keahlian Spatial

Keahlian spatial dibina dengan cara membuat banyak sekali macam materi kreatif yang bekerjasama dengan visualisasi subjek terhadap ruangan, membuat peta perjalanan yang pernah dilalui, dan membuat diagram.

d. Keahlian Tubuh-Kinestetik

Menciptakan permainan yang melibatkan aktifitas fisik dan berolahraga secara gotong royong merupakan salah satu bentuk training keahlian kinestetis.

e. Keahlian Musik

Keahlian musik dibina dengan cara mendorong subjek untuk membuat musik dan irama secara sederhana, dan membuat lirik lagu sederhana.

f. Keahlian Intrapersonal

Pembinaan keahlian intrapersonal sanggup dilakukan dengan cara meminta subjek untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan jawaban yang positif, mendorong subjek untuk mempunyai minat, dan meminta subjek untuk mencatat inspirasi dan pengalaman mereka masing-masing.

g. Keahlian Interpersonal

Membantu subjek untuk menyebarkan keterampilan berkomunikasi dan mendorong subjek untuk selalu bekerja berkelompok dengan tujuan untuk membina keahlian interpersonal subjek.

h. Keahlian Naturalis

Meminta subjek untuk mengamati lingkungan dan meminta mereka untuk mengelompokkan benda-benda yang mereka temui dan amati.

Berdasarkan paparan di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa materi training yang diajukan Gardner (Santrock, 2007) mencakup delapan aspek kecerdasan atau keahlian yang disebut dengan training multiple intelligences. Pembinaan multiple intelligences dilakukan guna untuk meningkatkan sikap prososial penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kecerdasan: Pengertian Dan Bentuk Kecerdasan Beragam (The Multiple Intelligences)"

Post a Comment