Orientasi Metode Ilmiah Dan Metode Untuk Menemukan Pengetahuan

Orientasi Metode Ilmiah dan Metode Untuk Menemukan Pengetahuan - Metode ilmiah merupakan suatu orientasi di kalangan masyarakat ilmiah yang ditandai dengan adanya sikap kritis terhadap temuan-temua, pernyataan-pernyataan, suatu pencarian yang aktif untuk menemukan kasalahan, sikap skeptic pada pengetahuan yang diperoleh alasannya yakni didasari pandangan akan adanya kelemahan dan inkonsistensi fatwa seseorang, serta melihat penjelasan-penjelasan yang ada pada tahap tentatif dari proses yang ada.

Prolog

Apakah Anda pernah bertanya-tanya perihal sesuatu?
Bagaimana cara Anda menemukan jawaban?
Dengan menilik atau membiarkan?
Dalam bidang psikologi atau bidang lain adakah sesuatu yang ingin dicari jawabannya?
Orientasi Metode Ilmiah dan Metode Untuk Menemukan Pengetahuan Orientasi Metode Ilmiah dan Metode Untuk Menemukan Pengetahuan
image source: www(dot)psychologicalscience(dot)org
Baca juga: Tentang Karakteristik Eksperimen

Apa Itu Penelitian?

Penelitian yakni penyelidikan secara sistematis untuk menjawab sebuah permasalahan.

“Scientific research s a systematic, contolled empirical and critical investigation of propotions about the presumed relationships about various phenomena (Kerlinger, 1986)”

Metode untuk menemukan pengetahuan yaitu : (Helmstadter dalam Christensen, 2001)

1. Kekukuhan pendapat (Tenacity)

Kekukuhan pendapat. Pengetahuan didapat berdasarkan tahayul atau kebiasaan yang umumnya berlaku di masyarakat tertentu

Kekukuhan pendapat terjadi jikalau peneliti sangat yakin dengan pendapatnya kemudian dijadikan hipotesa, dibuktikan dengan penelitian ilmiah

Kelemahan tidak ada yang berani menentang atau meakukan dangan cara lain

2. Otoritas (Authority)

Suatu info diterima sebagai pengetahuan yang benar alasannya yakni dinyatakan oleh sumber yang dinyatakan mempunyai otoritas atau kekuasaan.

Kelemahan pendapat tokoh belum tentu benar akan tetapi diyakini oleh pengikutnya (misal, kasus Nabi Palsu)

3. Intuition

Metode yang berdasrkan fatwa secara kebijaksanaan tetapi pengetahuan didapat tidak dikaitkan dengan pengetahuan sebelumnya atau info sebelumnya, tanpa proses penalaran atau pengambilan kesimpulan yang benar. Kelemahannya tidak dicari fakta yang sebenarnya

4. Rasionalisme

Menggunakan metode penalaran atau reasoning. Proses berpikir dengan metode deduktif yang akan dicari pembuktian.

Kelemahan apabila tidak terdapat standar dalam menandakan metode penalaran.

5. Empirisme

Metode yang memakai pengalaman dan observasi, dikenal dengan metode induktif alasannya yakni mengutamakan pengalaman

Persepsi tidak selalu menjadi kenyataan alasannya yakni dipengaruhi hal-hal subjektif, misal motivasi dari pengalaman sebelumnya

6. Metode Ilmiah (Science)

Metode ini berusaha mendapatkan info sedekat mungkin dengan kenyataan. Metode ilmiah melibatkan dua metode yaitu rasionalisme yang menekankan pada penalaran dan empirisme yang menekankan pada kenyataan yang ada.

Metode Ilmiah

Orientasi Ilmiah ditandai:
  • Toleransi terhadap ambiguitas à hasil dari pengujian ilmiah terdapat dua kemungkinan yaitu terbukti ataupun kondisi keraguan atau tidak terbukti sehingga ada tolerasi dalam prosesnya. 
  • Kesediaan dan kemamuan mempertanyakan sesuatu yang sepertinya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi 
  • Keinginan melaksanakan pengujian terhadap banyak sekali kemungkinan 

Karakteristik Metode Ilmiah

A. Adanya definisi operasional: definisi operasional deberikan secara terang dan terinci terhadap variabel yang dipilih. Variabel yakni atribut atau propertidimana organisme (orang, subjek, benda) bervariasi.

B. Adanya kontrol: perlu mencari faktor-faktor yang menjadi penyebab untuk mengontrol faktor lain.

C. Dapat diulang: sanggup diulang atau direplikasi. Syarat reliabel terpenuhi sehingga apabila direplikasi hasil tidak akan jauh berbeda

Orientasi Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan suatu orientasi di kalangan masyarakat ilmiah yang ditandai dengan adanya sikap kritis terhadap temuan-temua, pernyataan-pernyataan, suatu pencarian yang aktif untuk menemukan kasalahan, sikap skeptic pada pengetahuan yang diperoleh alasannya yakni didasari pandangan akan adanya kelemahan dan inkonsistensi fatwa seseorang, serta melihat penjelasan-penjelasan yang ada pada tahap tentatif dari proses yang ada. Orientasi ilmiah ditandai 3 hal:
  • Toleransi terhadap ambiguitas. Hal ini tercermin dari adanya legalisasi bahwa tidak ada satu hukum atau resep tertentu yang sanggup mengarahkan kita mencapai suatu temuan. (discovery). Toleransi ini memperlihatkan adanya kemauan untuk bekerja tanpa adanya kepastian tanggapan yang memuaskan, serta adanya apresiasi terhadap situasi dimana “keraguan dianggap sebagai kondisi yang tidak menyenangkan dan kepastian yakni sesuatu yang mustahil.” 
  • Kesediaan dan kemauan untuk mempertanyakan sesuatu yang sepertinya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Dengan kata lain metode ilmiah tidak mendapatkan begitu saja klarifikasi hasil penelitian yang ada, tetapi berusaha untuk mengkasi kembali klarifikasi dan hasil penelitian tersebut. 
  • Keinginan untuk melaksanakan pengujian terhadap banyak sekali kemungkinan tanggapan yang saling bertentangan satu sama lain. Metode ilmiah terbuka untuk mendapatkan pendapat yang berbeda dan setiap pendapat terbuka untuk diuji. 

Karakteristik Metode Ilmiah

Cristhensen (2001) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik utama metode ilmiah yaitu:

1. Adanya Definisi Operasional

Operasionalisasi variable berarti variable yang diteliti harus didefinisikan secara jelas, termasuk cara pengukurannya. Definisi terhadap variable perlu dilakukan untuk menghilangkan kerancuan mengenai cara mengukur gejala.

2. Adanya Kontrol

Peneliti perlu mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab suatu tingkah laris untuk melaksanakan kontrol.

3. Dapat Diulang

Dapat diulang atau direplikasi oleh peneliti lain. Hasil yang diperoleh pada suatu penelitian harus reiliable (dapat diperoleh hasil yang kurang lebih sama apabila diulang). Sesuai denga tujuan ilmu pengetahuan yaitu memperoleh pengetahuan yang sistematis mengenai dunia berdasakan metode ilmiah, maka observasi, dan klarifikasi yang tidak reliable tidak sanggup digunakan.

Asumisi Metode Ilmiah

  • EMPIRISME: suatu metode dikatakan ilmiah jikalau sanggup memperlihatkan data atau fakta yang sanggup diobservasi dan terukur, sanggup dibuktikan secara ilmiah. 
  • DETERMINISME : tanda-tanda yang ada mengikuti akuran tertentu berdasarkan teori bidang ilmu yang mendasari. Misalnya, teori sikap berdasarkan psikologi 
  • KESEDERHANAAN (Parsimony) :pemilihan hipotesis yang paling sederhana atau pernyataan paling kongkret menjelaskan gejala 
  • KETERUJIAN (Testability): ada pengujian yang sanggup dilakukan untuk menganalisis apakah hipotesis atau pernyataan ilmiah benar atau salah

Ilmu Pengetahuan dan Pengetahuan Awam

Secara umum, Kerlinger dan Lee (2000) mengemukakan 5 perbedaan antara ilmu pengetahuan dan pengetahuan awam:

Pertama, Penggunaan Konsep dan teori > ilmu pengetahuan memakai dasar berupa teori pengetahuan awam bersal dari keyakinan, pendapat orang, dan tidak ilmiah.

Kedua, pengujian teori dan hipotesis > ilmu pengetahuan melalui penelitian yang sistematis dan ilmiah. Pengetahuan awam tidak dilakukan pengujian secara ilmiah.

Ketiga, kontrol > ilmu pengetahuan memakai kontrol untuk sanggup memisahkan variable pengganggu. Pengetahuan awam tidak ada kontrol.

Keempat, kemampuan melihat relasi antargejala > ilmu pengetahuan melihat secara konstan relasi diantara tanda-tanda sedangkan pengetahuan awam memakai daypikir untuk menjelaskan relasi antargejala.

Keenam, klarifikasi tanda-tanda yang diobservasi > Ilmu pengetahuan menjelaskan tanda-tanda melalui sikap yang bisa diobservasi sedangkan pengetahuan awam tanda-tanda terkadang bersifat metafisik.

Characteristics of Modern Science:
  • The scientific mentality 
  • Data-gathering 
  • Seeking general principles 
  • Good thingking àprinciple of parsimony 
  • Self-correction 
  • Publicizing results 
  • Replication

Christensen (2001) menyebutkan empat tujuan ilmu pengetahuan yaitu :

1. Deskripsi

Tujuan pertama ilmu yakni memperlihatkan citra atau deskripsi mengenai suatu tanda-tanda secara tepat. Ilmuwan berusaha memperlihatkan citra secara sistematis mengenai fakta-fakta atau karakteristik dari tanda-tanda yang diteliti.

2. Eksplanasi

Ilmu untuk memecahkan problem manusia. Oleh alasannya yakni itu, seorang ilmuwan tidak akan puas dengan hanya memperoleh citra mengenai gejala. Diperlukan klarifikasi mengenai mengapa faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tanda-tanda tertentu.

3. Prediksi

Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab munculnya gejala, peneliti sanggup menciptakan prediksi mengenai munculnya prediksi di masa akan datang.

4. Kontrol

Ilmu pengetahuan yakni melaksanakan kontrol terhadap munculnya tanda-tanda atau tingkah laris tertentu. Kontrol yang dilakukan sanggup berarti mengurangi munculnya tanda-tanda tertentu/ tanda-tanda sikap yang merugikan.

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan memakai metode ilmiah dalam mempelajari dan menjelaskan tingkah laris insan yang ditandai dengan adanya:
  • Teori yang mendasari 
  • Penyusuan hipotesis 
  • Observasi 
  • Pengukuran 
  • Objektif 
  • Terkontrol 
  • Keterbukaan terhadap kesalahan 
  • Keterbukaan akan perbedaan pendapat dengan ilmuwan lain 
  • Replikasi 

Sekian artikel perihal Orientasi Metode Ilmiah dan Metode Untuk Menemukan Pengetahuan. Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Orientasi Metode Ilmiah Dan Metode Untuk Menemukan Pengetahuan"

Post a Comment