Pembahasan Wacana Stres: Pengertian Stres, Gejala-Gejala Stres, Sumber-Sumber Stres, Dan Reaksi Stres

Pembahasan Tentang Stres: Pengertian Stres, Gejala-gejala Stres, Sumber-sumber Stres, dan Reaksi Stres - Manusia selalu mempunyai tantangan atau kasus yang dihadapi dalam hidupnya. Baik permasalahan soal kerja, belajar, sekolah, kuliah, rumah tangga, dan lainnya. Dari permasalahan itu insan yang tidak mempunyai pemecahan kasus yang baik niscaya akan berdampak pada prilakunya dan pikirannya atau yang biasa kita sebut sehari-hari yaitu stres. Stres niscaya pernah dialami oleh setiap orang, maka itu akan membahas duduk kasus perihal stres ini pada artikel di bawah berikut.
 Manusia selalu mempunyai tantangan atau kasus yang dihadapi dalam hidupnya Pembahasan Tentang Stres: Pengertian Stres, Gejala-gejala Stres, Sumber-sumber Stres, dan Reaksi Stres
Seseorang yang Stres
Baca juga: Mengenal Apa Itu Kreativitas dan Cara Mengasahnya?

Pengertian Stres

Clonninger (dalam Safaria, 2009) menyatakan stres ialah keadaan yang menciptakan tegang yang terjadi ketika seseorang mendapat kasus atau tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya atau banyak pikiran yang mengganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya.

Stres ialah suatu kondisi dimana sesuatu yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan (Sarafino, dalam Putri, 2010). Menurut Atkinson (2000) stres mengacu pada insiden yang dirasakan membahayakan kesejahteraan individu terhadap situasi respon stres, ketika itu individu dihadapkan pada situasi stres, maka individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun psikologis.

Ardani (2007) menyatakan stres ialah tekanan internal maupun eksternal serta kondisi bermasalah lainnya dalam kehidupan (an internal and eksternal pressure and other troublesome condition life).

Kendall dan Hammen (dalam Safaria, 2009) menyatakan stres sanggup terjadi pada individu ketika terdapat ketidakseimbangan antara situasi yang menuntut dengan perasaan individu atas kemampuannya untuk bertemu dengan tuntutan-tuntutan tersebut. Situasi yang menuntut tersebut dipandang sebagai beban atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.

Berdasarkan beberapa pendapat hebat di atas, sanggup disimpulkan bahwa stres ialah kesenjangan antara kebutuhan fisik dan psikologis terhadap suatu insiden dengan sumber biologis, psikologis, atau sistem sosial pada diri individu.

Gejala-gejala Stres

Menurut Mahfud (2003) gejala-gejala stres ditemukan dalam segala segi diri individu yang penting yaitu fisik, emosi, intelek dan interpersonal.

1) Gejala fisikal yang sanggup dilihat pada orang yang terkena stres antara lain ialah sakit kepala, pusing, pening, tidur tidak teratur, susah tidur, bangkit terlalu awal (bukan lantaran kebiasaan), sakit punggung, terutama di potongan bawah, sulit buang air besar, sembelit, gatal-gatal pada kulit, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, banyak melaksanakan kekeliruan atau kesalahan dalam kerja, dan gugup.

2) Gejala emosional akhir stres antara lain yaitu sedih, depresi, simpel menangis, merana jiwa, simpel marah, simpel panas, gelisah, cemas, rasa harga diri menurun, merasa tidak aman, terlalu peka, simpel tersinggung, marah-marah, simpel menyerang orang, bermusuhan dan sebagainya.

3) Gejala intelektual antara lain sulit berkonsentrasi, sulit menciptakan keputusan, simpel lupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, bengong secara berlebihan, pikiran dipenuhi satu pikiran saja, kehilangan rasa humor yang sehat, produktivitas atau prestasi menurun, dan dalam beker banyak melaksanakan kekeliruan.

4) Gejala relasi antarpersonal antara lain yaitu kehilangan kepercayaan kepada orang lain, simpel mempersalahkan orang lain, simpel membatalkan kesepakatan atau tidak memenuhinya, suka mencari-cari kesalahan orang lain atau menyerang orang dengan kata-kata, atau mengambil sikap terlalu membentengi dan mempertahankan diri, mendiamkan orang lain, dan sebagainya.

Anoraga (2005) menyatakan stres yang tidak teratasi menjadikan tanda-tanda badaniah, jiwa dan tanda-tanda sosial. Gejalanya antara lain:

1) Gejala tubuh menyerupai sakit kepala pusing separo, sakit maag, simpel kaget (berdebar-debar), banyak keluar keringat dingin, gangguan contoh tidur, lesu, letih, kaku leher belakang hingga punggung, dada rasa panas/nyeri, rasa tersumbat di kerongkongan, gangguan psikoseksual, nafsu makan menurun, mual, muntah, tanda-tanda kulit, majemuk gangguan menstruasi, keputihan, kejang-kejang, pingsandan sejumlah tanda-tanda lain.

2) Gejala emosional menyerupai pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil keputusan, cemas, was-was, kuatir, mimpi-mimpi buruk, murung, simpel marah/jengkel, simpel menangis, pikiran bunuh diri, gelisah, pandangan putus asa, dan sebagainya.

3) Gejala sosial menyerupai makin banyak merokok, minum, makan, sering mengontrol pintu, jendela, menarik diri dari pergaulan sosial, simpel bertengkar, membunuh dan lainnya.

Sumber-sumber Stres

Mahfud (2003) menyatakan sumber-sumber stres ada dua, yaitu yang berasal dari diri sendiri (internal sources) dan yang berasal dari lingkungan (external sources). Berikut klarifikasi sumber-sumber stres:

1) Sumber stres yang berasal dari dalam diri sendiri (internal sources) disebabkan oleh suatu penyakit yang diderita dan lantaran terjadinya kontradiksi batin (conflict). Berat dan ringannya suatu penyakit yang diderita seseorang akan mensugesti berat dan ringannya stres yang akan diderita oleh individu tersebut, walaupun dipengaruhi juga oleh pandangan orang terhadap sakit yang diderita. Sumber stres yang berasal dari dalam diri orang yang mengalami stres sanggup juga disebabkan oleh adanya kontradiksi batin (conflict). Pertentangan batin terjadi lantaran ada dua motivasi yang berbeda, bahkan berlawanan. Berhadapan dengan dua dorongan dan menentukan diantara keduanya sanggup menjadikan seseorang menjadi stres.

2) Sumber stres yang berasal dari lingkungan (external sources) antara lain dari keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan hidup. Stres yang timbul lantaran faktor dari keluarga, disebabkan oleh perbedaan-perbedaan yang terdapat pada anggota keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai watak, cita-cita-cita, keinginan, dan hobi yang sering berlawanan. Sumber stres dari lingkungan kerja menyerupai tuntutan kerja yang terlalu tinggi dan berat, sementara kemampuan dan waktu sangat terbatas sehingga individu mustahil bisa menuntaskan sesuai dengan batas waktu yang dituntut. Selain itu, sumber stres juga disebabkan lantaran lingkungan hidup yang penuh polusi, bising, kekurangan daerah bergerak, dan sussah untuk menarik nafas segar.

Sarafino (dalam Putri, 2010) menyampaikan tiga jenis sumber stress yang sanggup terjadi pada kehidupan, yaitu:

1) Sumber yang berasal dari individu

Salah satu sumber stres berasal dari individu ialah terkena penyakit. Sumber stres yang lain ialah ketika munculnya konflik dari diri individu.

2) Sumber yang berasal dari keluarga

Tingkah laku, kebutuhan, dan keperibadian masing-masing anggota keluarga sanggup membeikan dampak dan berafiliasi dengan sistem keluarga yang terkadang menghasilkan stres. Sumber-sumber stres sanggup berasal dari adanya anggota gres dalam keluarga contohnya kelahiran anak, perceraian, penyakit, dan simpulan hidup pada anggota keluarga dimana jikalau ada orang renta yang sakit dan harus dirawat oleh anggota keluarganya sanggup meningkatkan stres terutama orang tersebut harus dirawat terus menerus dan mengalami penurunan mental.

3) Sumber yang berasal dari komunitas dan masyarakat

Hubungan interpersonal yang ada di luar keluarga sanggup menjadi sumber stres. Pengalaman pada orang cukup umur yang sanggup menjadi sumber stres berafiliasi dengan pekerjaan mereka dan banyak sekali situasi lingkungan yang sanggup menjadi tekanan.

Berdasarkan uraian di atas, sanggup disimpulkan bahwa sumber-sumber stres sanggup berasal dari individu, keluarga, komunitas dan masyarakat.

Holmes dan Rahe (dalam Wulandari, 2008) merumuskan adanya sumber stres berasal dari:

1) Dalam diri individu

Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik menghasilkan dua kecenderungan yang berkebalikan, yaitu approach dan avoidance. Kecenderungan ini menghasilkan tipe dasar konflik, yaitu:

a) Approach-approach conflict

Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama baik.

b) Avoidance-avoidance conflict

Muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua situasi yang tidak menyenangkan

c) Approach-avoidance conflict

Muncul ketika kita melihat kondisi yang menarik dan tidak menarik dalam satu tujuan atau situasi.

2) Dalam keluarga

Kondisi keluarga cenderung memungkinkan munculnya stres ialah hadirnya anggota baru, sakit, dan simpulan hidup dalam keluarga.

3) Dalam komunitas dan masyarakat

Kontak dengan orang di luar keluarga menyediakan banyak sumber stres. Misalnya, pengalaman anak di sekolah dan persaingan.

Berdasarkan pemaparan di atas, sanggup disimpulkan bahwa sumber-sumber stres berasal dari diri sendiri (internal sources) dan berasal dari lingkungan (external sources).

Reaksi Stres

Menurut Helmi (dalam Safaria, 2009) ada empat reaksi stres, antara lain sebagai berikut:

1) Reaksi psikologis, biasanya lebih dikaitkan pada aspek emosi, menyerupai simpel marah, sedih, ataupun simpel tersinggung.

2) Reaksi fisiologis, biasanya muncul dalam bentuk keluhan fisik, menyerupai pusing, nyeri tengkuk, tekanan darah naik, nyeri lambung, gatal-gatal di kulit, ataupun rambut rontok.

3) Reaksi proses berpikir (kognitif), biasanya tampak dalam tanda-tanda sulit berkonsentrasi, simpel lupa, ataupun sulit mengambil keputusan.

4) Reaksi perilaku, tampak pada sikap menyimpang menyerupai mabuk, memakai obat-obat terlarang, frekuensi merokok meningkat, ataupun menghindar bertemu dengan temannya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pembahasan Wacana Stres: Pengertian Stres, Gejala-Gejala Stres, Sumber-Sumber Stres, Dan Reaksi Stres"

Post a Comment